Thursday, December 11, 2014

SEPUCUK SURAT UNTUK TUHAN

SEPUCUK SURAT UNTUK TUHAN



Saat kamu bangun di pagi hari, Saya memandang diri kamu dan berharap kamu akan berbicara kepada saya, walaupun hanya sepatah kata atau beberapa kata, meminta pendapat saya serta bersyukur kepada saya atas sesuatu hal indah yang terjadi didalam hidup kamu kemarin, tetapi saya melihat kamu begitu sibuk mempersiapkan diri untuk pergi bekerja.


Aku kembali menanti. Saat engkau sedang bersiap, Aku tahu akan ada sedikit  waktu bagimu untuk berhenti dan menyapa Ku, tetapi engkau terlalu sibuk.

Di satu tempat, engkau duduk di sebuah kursi selama lima belas menit tanpa  melakukan apapun. Kemudian Aku melihat engkau menggerakkan kakimu. Aku berpikir engkau ingin berbicara kepada Ku tetapi engkau berlari ke telepon dan menelepon seorang teman untuk mendengarkan gosip terbaru.

Aku melihat-mu ketika engkau pergi bekerja dan Aku menanti dengan sabar sepanjang hari. Dengan semua kegiatanmu, Aku berpikir engkau terlalu sibuk untuk mengucapkan sesuatu kepada Ku.

Sebelum makan siang Aku melihat-mu memandang ke sekeliling, mungkin engkau  merasa malu untuk berbicara kepada Ku, itulah sebabnya mengapa engkau tidak menundukkan kepalamu. Engkau memandang tiga atau empat meja sekitar-mu dan melihat beberapa temanmu berbicara kepada Ku dengan lembut sebelum mereka makan, tetapi engkau tidak melakukannya.

 Tidak apa-apa. Masih ada waktu yang tersisa, dan Aku berharap engkau akan berbicara kepada Ku, meskipun saat engkau pulang ke rumah kelihatannya seakan-akan banyak hal yang harus kau kerjakan. Setelah beberapa hal tersebut selesai engkau kerjakan, engkau menyalakan televisi, Aku tidak tahu apakah kau suka menonton televisi atau tidak, hanya saja engkau selalu kesana dan menghabiskan banyak waktu setiap hari di depannya, tanpa
 memikirkan apapun hanya menikmati acara yang ditampilkan.

Kembali Aku menanti dengan sabar saat engkau menonton TV dan menikmati makananmu tetapi kembali kau tidak berbicara kepada Ku. Saat tidur Ku pikir kau merasa terlalu lelah. Setelah mengucapkan selamat malam kepada
 keluargamu, kau melompat ke tempat tidur dan tertidur tak lama kemudian. Tidak apa-apa karena mungkin engkau tidak menyadari bahwa Aku selalu hadir untukmu.

Aku telah bersabar lebih lama dari yang kau sadari. Aku bahkan ingin mengajarkan-mu bagaimana bersabar terhadap orang lain.Aku sangat mengasihi-mu, setiap hari Aku menantikan sepatah kata, doa atau pikiran atau
syukur dari hatimu.

Baiklah... engkau bangun kembali dan kembali Aku akan menanti dengan penuh kasih bahwa hari ini kau akan memberi Ku sedikit waktu. Semoga hari-mu menyenangkan. Yang selalu menyertai-mu setiap saat, ALLAH
SWT.

NB. Apakah kau memiliki cukup waktu untuk mengirimkan surat ini kepada orang lain yang kau sayangi