Wednesday, September 30, 2015

Warga Baghdad Menguji Imam Al-Bukhori

Warga Baghdad Menguji Imam Al-Bukhori

Warga Baghdad Menguji Imam Al-Bukhori
Warga Baghdad Menguji Imam Al-Bukhori
Imam Al-Bukhori nama lengkapnya adalah Muhammad bin Ismail Al-Bukhori. Ketika ia sedang mengunjungi Baghdad Para Ahli hadist di kota tersebut mendengar kedatangannya. Lalu mereka bermaksut mengujinya dengan berbagai cara, diantaranya mereka mencampur adukkan antara satu hadist dengan hadisyt yang lainnya untuk membingungkan Al-Bukhori. Begitu pula matan satu hadist dengan hadist lainnya diisnatkan pada perawi lain dan begitu seterusnya. Tugas itu diberikan kepada sepuluh orang dimana masing-masing mempersiapkan sepuluh hadist. 


Merekapun sepakat untuk menghadiri majlis dan mengajukan hadist-hadist itu kepada Imam Al-Bukhori. Sekelompok ahli hadist dari luar Baghdad juga diundang untuk menghadiri majlis. Setelah pertemuan dimulai, salah seorang dari mereka mengajukan sebuah hadist dari sepuluh hadist yang ia bawa. Ketika ditanyakan mengenai hadist yang ia kemukakan itu Al-Bukhori menjawab “Tidak tahu”. Kemudian satu hadist  lain ditanyakan lagi. Al-Bukhori menjawab “Tidak tahu”. Ia terus mengajukan hadist lain satu demi satu dan jawabannya masih sama “Tidak tahu”.

Para undangan yang tidak lain adalah ahli hadist saling memandang satu sama lain. Sebagian mereka mengakui kalau Al-Bukhori benar-benar orang yang paham tentang seluk-beluk hadist. Namun, sebagian yang lain menilainya sebagai orang yang tidak mampu, menyepelekan dan kurang paham.

Kemudian orang berikutnya dari sepuluh orang itu maju kedepan untuk menanyakan hadist-hadist yang telah dibalik-balik itu, satu persatu, Al-Bukhori menjawab, “Tidak tahu”. Ketika ditanyakan hadist kedua, ia juga menjawab,”Tidak tahu”. Ia terus ditanya satu persatu sampai hadist kesepuluh, dan jawaban yang diberikan tetap juga sama, “Tidak tahu”. Kemudian orang ketiga, keempat, dan sampai yang kesepuluh mengajukan hadist-hadist yang telah dipersiabkan sebelumnya. Jawaban Al-Buhori masih tetap sama, “Tidak tahu”.

Setelah semuanya memperoleh giliran, dimana masing-masing mengajukan sepuluh hadist, Al-Bukhori menoleh kepada orang pertamalalu berkata, “Hadist anda yang pertama harusnya begini, hadist kedua begini, ketiga, keempat, dan sampai kesepuluh begini,” dengan menyusun kembali matan dan sanad dari hadist-hadist tersebut, sesuai dengan susunan hadist yang sebenarnya. Begitu pula dengan hadist yang dikemukakan oleh sembilan oarang tadi, semua dikembalikan sesuai dngan matan dan sanadnya, tidak satu hadist pun terlewatkan.


Setelah itu semua orang mengakui ketajaman, daya ingat dan keistimewaan Imam Bukhori.