Warga Baghdad Menguji Imam Al-Bukhori
Warga Baghdad Menguji Imam Al-Bukhori |
Imam Al-Bukhori nama lengkapnya adalah Muhammad bin Ismail
Al-Bukhori. Ketika ia sedang mengunjungi Baghdad Para Ahli hadist di kota
tersebut mendengar kedatangannya. Lalu mereka bermaksut mengujinya dengan
berbagai cara, diantaranya mereka mencampur adukkan antara satu hadist dengan
hadisyt yang lainnya untuk membingungkan Al-Bukhori. Begitu pula matan satu
hadist dengan hadist lainnya diisnatkan pada perawi lain dan begitu seterusnya.
Tugas itu diberikan kepada sepuluh orang dimana masing-masing mempersiapkan
sepuluh hadist.
Merekapun sepakat untuk menghadiri majlis dan mengajukan
hadist-hadist itu kepada Imam Al-Bukhori. Sekelompok ahli hadist dari luar
Baghdad juga diundang untuk menghadiri majlis. Setelah pertemuan dimulai, salah
seorang dari mereka mengajukan sebuah hadist dari sepuluh hadist yang ia bawa.
Ketika ditanyakan mengenai hadist yang ia kemukakan itu Al-Bukhori menjawab
“Tidak tahu”. Kemudian satu hadist lain
ditanyakan lagi. Al-Bukhori menjawab “Tidak tahu”. Ia terus mengajukan hadist
lain satu demi satu dan jawabannya masih sama “Tidak tahu”.
Para undangan yang tidak lain adalah ahli hadist saling memandang
satu sama lain. Sebagian mereka mengakui kalau Al-Bukhori benar-benar orang
yang paham tentang seluk-beluk hadist. Namun, sebagian yang lain menilainya
sebagai orang yang tidak mampu, menyepelekan dan kurang paham.
Kemudian orang berikutnya dari sepuluh orang itu maju kedepan untuk
menanyakan hadist-hadist yang telah dibalik-balik itu, satu persatu, Al-Bukhori
menjawab, “Tidak tahu”. Ketika ditanyakan hadist kedua, ia juga menjawab,”Tidak
tahu”. Ia terus ditanya satu persatu sampai hadist kesepuluh, dan jawaban yang
diberikan tetap juga sama, “Tidak tahu”. Kemudian orang ketiga, keempat, dan
sampai yang kesepuluh mengajukan hadist-hadist yang telah dipersiabkan
sebelumnya. Jawaban Al-Buhori masih tetap sama, “Tidak tahu”.
Setelah semuanya memperoleh giliran, dimana masing-masing
mengajukan sepuluh hadist, Al-Bukhori menoleh kepada orang pertamalalu berkata,
“Hadist anda yang pertama harusnya begini, hadist kedua begini, ketiga,
keempat, dan sampai kesepuluh begini,” dengan menyusun kembali matan dan sanad
dari hadist-hadist tersebut, sesuai dengan susunan hadist yang sebenarnya.
Begitu pula dengan hadist yang dikemukakan oleh sembilan oarang tadi, semua
dikembalikan sesuai dngan matan dan sanadnya, tidak satu hadist pun
terlewatkan.
Setelah itu semua orang mengakui ketajaman, daya ingat dan
keistimewaan Imam Bukhori.