Cerita Kisah Teladan Cinta Islami Nyata
Kisah cerita cinta Islami, cinta merupakan anugrah yang besar diberikan
Allah S W T atas hamba-hambanya di segenap alam semesta ini, tiap manusia yang
hidup pasti memiliki cinta, namun perlu di pahami terlebih dahulu, bahwa cinta
yang pertama haruslah ke tuhan yang Esa, adapun yang nomor dua pada orang tua
dan cinta-cinta selanjutnya terserah ... wkwkkwk
NAMUN YANG PERLU DIGARIS BAWAHI, KISAH CERITA YANG DIBAWAH INI MELIPUTI DUA HAL:
1) Kesetiaan seorang suami atas
istrinya
2) Bocah Amerika
Jangan salah PAHAM yang namanya cinta ke tiga, bisa berupa
cintanya seorang laki-laki dengan si wanita atau pun sebaliknya, harus terlebih
dahulu ada ikatan dengan tali-tali Islam, yang bahasa tren nya nikah, hal semacam
itu banyak terjadi di cerita cinta islam, salah satunya yang sangat menakjubkan
kisah kesetiaan seorang suami atas istrinya, kisahnya seperti ini
...................
KISAH PERTAMA: Kesetiaan seorang suami atas istrinya
Eko Pratomo Suyatno, namanya sering muncul di koran, televisi, di buku-buku
investasi dan keuangan. Dialah salah seorang dibalik kemajuan industri
Reksadana di Indonesia dan juga direktur dari Fortis Asset Management yang
sangat terkenal di kalangan Pasar Modal dan Investment.
Dalam posisinya seperti sekarang ini, boleh jadi kita beranggapan bahwa
pria ini pasti super sibuk dengan segudang jadwal padat. Tapi dalam note ini
saya tidak akan menyoroti kesuksesan beliau sebagai eksekutif. Karena ada sisi
kesehariannya yang luar biasa.
Usianya sudah tidak terbilang muda lagi, 60 tahun. Orang bilang sudah senja
bahkan sudah mendekati malam, tapi Pak Suyatno masih bersemangat merawat
istrinya yang sedang sakit. Mereka menikah sudah lebih 32 tahun. Dikaruniai 4
orang anak.
Dari isinilah awal cobaan itu menerpa, saat istrinya melahirkan anak yang
ke empat. Tiba-tiba kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan. Hal itu terjadi
selama 2 tahun, menginjak tahun ke tiga seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan
terasa tidak bertulang, lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan lagi.
Setiap hari sebelum berangkat kerja Pak Suyatno selalu sendirian
memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi dan mengangkat istrinya ke tempat
tidur. Dia letakkan istrinya di depan TV agar istrinya tidak merasa kesepian.
Walau istrinya sudah tidak dapat bicara tapi selalu terlihat senyum. Untunglah
tempat berkantor Pak Suyatno tidak terlalu jauh dari kediamannya, sehingga
siang hari dapat pulang untuk menyuapi istrinya makan siang.
Sorenya adalah jadwal memandikan istrinya, mengganti pakaian dan selepas
maghrib dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa saja yg dia
alami seharian. Walaupun istrinya hanya bisa menanggapi lewat tatapan matanya,
namun begitu bagi Pak Suyatno sudah cukup menyenangkan.
Bahkan terkadang diselingi dengan menggoda istrinya setiap berangkat tidur.
Rutinitas ini dilakukan Pak Suyatno lebih kurang 25 tahun. Dengan penuh
kesabaran dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke 4 buah hati mereka.
Sekarang anak- anak mereka sudah dewasa, tinggal si bungsu yang masih kuliah.
Pada suatu hari saat seluruh anaknya berkumpul di rumah menjenguk ibunya–
karena setelah anak-anak mereka menikah dan tinggal bersama keluarga
masing-masing– Pak Suyatno memutuskan dirinyalah yang merawat ibu mereka karena
yang dia inginkan hanya satu ‘agar semua anaknya dapat berhasil’.
Dengan kalimat yang cukup hati-hati, anak yang sulung berkata:
“Pak kami ingin sekali merawat ibu, semenjak kami kecil melihat bapak
merawat ibu tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak……bahkan bapak
tidak ijinkan kami menjaga ibu.” Sambil air mata si sulung berlinang.
“Sudah keempat kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi, kami rasa
ibupun akan mengijinkannya, kapan bapak menikmati masa tua bapak, dengan
berkorban seperti ini, kami sudah tidak tega melihat bapak, kami janji akan
merawat ibu sebaik-baik secara bergantian”. Si Sulung melanjutkan
permohonannya.
”Anak-anakku. Jikalau perkawinan dan hidup di dunia ini hanya untuk
nafsu, mungkin bapak akan menikah lagi, tapi ketahuilah dengan adanya ibu
kalian di sampingku itu sudah lebih dari cukup,dia telah melahirkan kalian sejenak
kerongkongannya tersekat kalian yang selalu kurindukan hadir di dunia ini
dengan penuh cinta yang tidak satupun dapat dihargai dengan apapun.
Coba kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaanya seperti ini?
Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah bathin bapak bisa bahagia
meninggalkan ibumu dengan keadaanya seperti sekarang, kalian menginginkan bapak
yang masih diberi Tuhan kesehatan dirawat oleh orang lain, bagaimana dengan
ibumu yang masih sakit.” Pak Suyatno menjawab hal yang sama sekali tidak
diduga anak-anaknya
Sejenak meledaklah tangis anak-anak Pak Suyatno, merekapun melihat
butiran-butiran kecil jatuh di pelupuk mata Ibu Suyatno, dengan pilu ditatapnya
mata suami yang sangat dicintainya itu.
Sampailah akhirnya Pak Suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta
untuk menjadi nara sumber dan merekapun mengajukan pertanyaan kepada Pak
Suyatno kenapa mampu bertahan selama 25 tahun merawat Istrinya yg sudah tidak
bisa apa-apa….disaat itulah meledak tangisnya dengan tamu yang hadir di studio
kebanyakan kaum perempuanpun tidak sanggup menahan haru.
Disitulah Pak Suyatno bercerita : “Jika manusia di dunia ini
mengagungkan sebuah cinta dalam perkawinannya, tetapi tidak mau memberi waktu,
tenaga, pikiran, perhatian itu adalah kesia-siaan. Saya memilih istri saya
menjadi pendamping hidup saya, dan sewaktu dia sehat diapun dengan sabar
merawat saya, mencintai saya dengan hati dan bathinnya bukan dengan mata, dan
dia memberi saya 4 anak yang lucu-lucu..Sekarang saat dia sakit karena
berkorban untuk cinta kami bersama dan itu merupakan ujian bagi saya, apakah
saya dapat memegang komitmen untuk mencintainya apa adanya. Sehatpun belum
tentu saya mencari penggantinya apalagi dia sakit.” Sambil menangis
”Setiap malam saya bersujud dan menangis dan saya hanya dapat bercerita
kepada Allah di atas sajadah dan saya yakin hanya kepada Allah saya
percaya untuk menyimpan dan mendengar rahasia saya BAHWA CINTA SAYA
KEPADA ISTRI, SAYA SERAHKAN SEPENUHNYA KEPADA ALLAH
KISAH KEDUA: BOCAH AMERIKA
Barang siapa yang disesatkan oleh Tuhan tidak ada satu pun manusia yang bisa memberi kan petunjuk baginya dan barang siapa yang di beri pencerahan atau petunjuk oleh Tuhan, tidak ada satu makhluk pun yang bisa menyesatkan-nya di muka bumi ini, salah satu makhluk yang di berikan petunjiuk oleh tuhan, mungkin bisa terjadi yang dialami oleh bocah Amerika tersebut, ada pun kisahnya sebagai berikut.
Bocah Amerika ini tidak lain
adalah sebuah bukti yang membenarkan hadits tersebut di atas. Alexander Pertz
dilahirkan dari kedua orang tua Nasrani pada tahun 1990 M. Sejak awal ibunya
telah memutuskan untuk membiarkannya memilih agamanya jauh dari pengaruh
keluarga atau masyarakat. Begitu dia bisa membaca dan menulis maka ibunya
menghadirkan untuknya buku-buku agama dari seluruh agama, baik agama langit
atau agama bumi.
Setelah membaca dengan mendalam, Alexander memutuskan untuk
menjadi seorang muslim. Padahal ia tak pernah bertemu muslim seorangpun. Dia
sangat cinta dengan agama ini sampai pada tingkatan dia mempelajari sholat, dan
mengerti banyak hukum-hukum syariah, membaca sejarah Islam, mempelajari banyak
kalimat bahasa Arab, menghafal sebagian surat, dan belajar adzan. Semua itu tanpa bertemu dengan seorang
muslimpun.
Berdasarkan bacaan-bacaan tersebut dia memutuskan untuk mengganti
namanya yaitu Muhammad Abdullah, dengan tujuan agar mendapatkan keberkahan
Rasulullah saw yang dia cintai sejak masih kecil. Salah seorang wartawan muslim
menemuinya dan bertanya pada bocah tersebut. Namun, sebelum wartawan tersebut
bertanya kepadanya, bocah tersebut bertanya kepada wartawan itu.
-Apakah
engkau seorang yang hafal Al Quran ?"....
-Wartawan itu berkata: Tidak." ....
Namun
sang wartawan dapat merasakan kekecewaan anak itu atas jawabannya. Bocah itu
kembali berkata :
-Akan tetapi engkau adalah seorang muslim, dan mengerti bahasa
Arab, bukankah demikian ?.....
Dia menghujani wartawan itu dengan banyak
pertanyaan.
-Apakah engkau telah
menunaikan ibadah haji ? ....
-Apakah engkau telah menunaikan umrah ? ....
-Bagaimana
engkau bisa mendapatkan pakaian ihram ? ....
Apakah
pakaian ihram tersebut mahal ? .....
-Apakah mungkin aku membelinya di sini, ataukah
mereka hanya menjualnya di Arab Saudi saja ? ....
-Kesulitan apa sajakah yang engkau
alami, dengan keberadaanmu sebagai seorang muslim di komunitas yang bukan
Islami ? .....
Setelah wartawan itu menjawab sebisanya, anak itu kembali berbicara
dan menceritakan tentang beberapa hal berkenaan dengan kawan-kawannya, atau
gurunya, sesuatu yang berkenaan dengan makan atau minumnya, peci putih yang
dikenakannya, ghutrah (surban) yang dia lingkarkan di kepalanya dengan model
Yaman, atau berdirinya di kebun umum untuk mengumandangkan adzan sebelum dia
sholat. Kemudian ia berkata dengan penuh penyesalan,
-Terkadang aku kehilangan sebagian
sholat karena ketidaktahuanku tentang waktu-waktu sholat ....
Kemudian
wartawan itu bertanya pada sang bocah:
-Apa yang membuatmu tertarik pada
Islam ?........
-Mengapa engkau memilih Islam, tidak yang lain saja ?.......
Dia diam sesaat kemudian menjawab:
-Aku tidak tahu, segala yang aku ketahui adalah dari yang aku baca
tentangnya, dan setiap kali aku menambah bacaanku, maka semakin banyak kecintaanku ....
Wartawan bertanya kembali;
-Apakah engkau telah puasa Ramadhan ?............
Muhammad tersenyum sambil menjawab,
-Ya, aku telah puasa Ramadhan yang
lalu secara sempurna. Alhamdulillah, dan itu adalah pertama kalinya aku
berpuasa di dalamnya. Dulunya sulit, terlebih pada hari-hari pertama.
Kemudian
dia meneruskan :
-Ayahku telah menakuti-ku bahwa aku tidak akan mampu berpuasa,
akan tetapi aku berpuasa dan tidak mempercayai hal tersebut ..........
-Apakah
cita-citamu ? ............
Tanya wartawan dengan cepat Muhammad menjawab;
-Aku memiliki
banyak cita-cita. Aku berkeinginan untuk pergi ke Makkah dan mencium Hajar
Aswad. Sungguh aku perhatikan bahwa keinginanmu untuk menunaikan ibadah haji
adalah sangat besar. Adakah penyebab hal tersebut ? tanya wartawan lagi. Ibu
Muhamad untuk pertama kalinya ikut angkat bicara, dia berkata : Sesungguhnya
gambar Kabah telah memenuhi kamarnya, sebagian manusia menyangka bahwa apa yang
dia lewati pada saat sekarang hanyalah semacam khayalan, semacam angan yang
akan berhenti pada suatu hari.
Akan tetapi mereka tidak mengetahui bahwa dia
tidak hanya sekedar serius, melainkan mengimaninya dengan sangat dalam sampai
pada tingkatan yang tidak bisa dirasakan oleh orang lain. Tampaklah senyuman di
wajah Muhammad Abdullah, dia melihat ibunya membelanya. Kemudian dia memberikan
keterangan kepada ibunya tentang thawaf di sekitar Kabah, dan bagaimanakah haji
sebagai sebuah lambang persamaan antar sesama manusia sebagaimana Tuhan telah
menciptakan mereka tanpa memandang perbedaan warna kulit, bangsa, kaya, atau miskin.
Kemudian Muhammad meneruskan, Sesungguhnya aku berusaha mengumpulkan sisa dari
uang sakuku setiap minggunya agar aku bisa pergi ke Makkah Al-Mukarramah pada
suatu hari. Aku telah mendengar bahwa perjalanan ke sana membutuhkan biaya 4
ribu dollar, dan sekarang aku mempunyai 300 dollar. Ibunya menimpalinya seraya
berkata untuk berusaha menghilangkan kesan keteledorannya, Aku sama sekali
tidak keberatan dan menghalanginya pergi ke Makkah, akan tetapi kami tidak
memiliki cukup uang untuk mengirimnya dalam waktu dekat ini.Apakah cita-citamu
yang lain ? tanya wartawan.
Aku bercita-cita agar Palestina kembali ke tangan
kaum muslimin. Ini adalah bumi mereka yang dicuri oleh orang-orang Israel
(Yahudi) dari mereka.jawab Muhammad Ibunya melihat kepadanya dengan penuh
keheranan. Maka diapun memberikan isyarat bahwa sebelumnya telah terjadi
perdebatan antara dia dengan ibunya sekitar tema ini.
Muhammad berkata, Ibu,
engkau belum membaca sejarah, bacalah sejarah, sungguh benar-benar telah
terjadi perampasan terhadap Palestina.Apakah engkau mempunyai cita-cita lain
?tanya wartawan lagi. Muhammad menjawab, Cita-citaku adalah aku ingin belajar
bahasa Arab, dan menghafal Al Quran.Apakah engkau berkeinginan belajar di
negeri Islam ? tanya wartawan Maka dia menjawab dengan meyakinkan : Apakah
engkau mendapati kesulitan dalam masalah makanan ?
Bagaimana engkau menghindari
daging babi ?Muhammad menjawab, Babi adalah hewan yang sangat kotor dan
menjijikkan. Aku sangat heran, bagaimanakah mereka memakan dagingnya. Keluargaku
mengetahui bahwa aku tidak memakan daging babi, oleh karena itu mereka tidak
menghidangkannya untukku. Dan jika kami pergi ke restoran, maka aku kabarkan
kepada mereka bahwa aku tidak memakan daging babi.
Apakah engkau sholat di
sekolahan ?Ya, aku telah membuat sebuah tempat rahasia di perpustakaan yang aku
shalat di sana setiap hari jawab Muhammad Kemudian datanglah waktu shalat
maghrib di tengah wawancara. Bocah itu langsung berkata kepada wartawan,Apakah
engkau mengijinkanku untuk mengumandangkan adzan ?Kemudian dia berdiri dan
mengumandangkan adzan. Dan tanpa terasa, air mata mengalir di kedua mata sang
wartawan ketika melihat dan mendengarkan bocah itu menyuarakan adzan.
Subhanallah