Kumpulan Cerita
Islami, 13 Sifat Laki-laki Yang Tidak Disukai Wanita sebagai berikut:
1) Tidak Punya Visi
2) Kasar
3) Sombong
4) Tertutup
5) Plinplan
6) Pembohong
7) Cengeng
8) Pengecut
9) Pemalas
10) Cuek Pada Anak
11) Menang Sendiri
12) Jarang Komunikasi
13) Tidak Rapi dan Tidak Harum
Para istri atau kaum wanita adalah manusia yang juga mempunyai hak tidak suka kepada laki-laki karena beberapa sifa-sifatnya. Karena itu kaum lelaki tidak boleh egois, dan merasa benar.
Melainkan juga harus memperhatikan dirinya, sehingga ia benar-benar bisa tampil sebagai seorang yang baik. Baik di mata Allah, pun baik di mata manusia, lebih-lebih baik di mata istri. Ingat bahwa istri adalah sahabat terdekat, tidak saja di dunia melainkan sampai di surga. Karena itulah perhatikan sifat-sifat berikut yang secara umum sangat tidak disukai oleh para istri atau kaum wanita. Semoga bermanfaat.
1) Tidak Punya Visi
2) Kasar
3) Sombong
4) Tertutup
5) Plinplan
6) Pembohong
7) Cengeng
8) Pengecut
9) Pemalas
10) Cuek Pada Anak
11) Menang Sendiri
12) Jarang Komunikasi
13) Tidak Rapi dan Tidak Harum
Para istri atau kaum wanita adalah manusia yang juga mempunyai hak tidak suka kepada laki-laki karena beberapa sifa-sifatnya. Karena itu kaum lelaki tidak boleh egois, dan merasa benar.
Melainkan juga harus memperhatikan dirinya, sehingga ia benar-benar bisa tampil sebagai seorang yang baik. Baik di mata Allah, pun baik di mata manusia, lebih-lebih baik di mata istri. Ingat bahwa istri adalah sahabat terdekat, tidak saja di dunia melainkan sampai di surga. Karena itulah perhatikan sifat-sifat berikut yang secara umum sangat tidak disukai oleh para istri atau kaum wanita. Semoga bermanfaat.
Pertama, Tidak Punya Visi
Setiap kaum wanita merindukan suami yang mempunyai visi hidup yang jelas. Bahwa hidup ini diciptakan bukan semata untuk hidup. Melainkan ada tujuan mulia. Dalam pembukaan surah An Nisa’:1 Allah swt.
Berfirman: “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.
Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu”. Dalam ayat ini Allah dengan tegas menjelaskan bahwa tujuan hidup berumah tangga adalah untuk bertakwa kepada Allah. Takwa dalam arti bersungguh mentaati-Nya. Apa yang Allah haramkan benar-benar dijauhi. Dan apa yang Allah perintahkan benar ditaati.
Namun yang banyak
terjadi kini, adalah bahwa banyak kaum lelaki atau para suami yang
menutup-nutupi kemaksiatan. Istri tidak dianggap penting. Dosa demi dosa
diperbuat di luar rumah dengan tanpa merasa takut kepada Allah. Ingat bahwa
setiap dosa pasti ada kompensasinya. Jika tidak di dunia pasti di akhirat.
Sungguh tidak sedikit rumah tangga yang hancur karena keberanian para suami
berbuat dosa. Padahal dalam masalah pernikahan Nabi saw. bersabda: “Pernikahan
adalah separuh agama, maka bertakwalah pada separuh yang tersisa.”
Kedua, Kasar
Dalam sebuah
riwayat dikatakan bahwa wanita diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok. Ini
menunjukkan bahwa tabiat wanita tidak sama dengan tabiat laki-laki.
Karena itu Nabi saw. menjelaskan bahwa kalau wanita dipaksa untuk menjadi seperti laki-laki, tulung rusuk itu akan patah. Dan patahnya berarti talaknya. Dari sini nampak bahwa kaum wanita mempunyai sifat ingin selalui dilindungi.
Bukan diperlakukan secara kasar. Karena itu Allah memerintahkan para suami secara khusus agar menyikapi para istri dengan lemah lembut: Wa’aasyiruuhunna bil ma’ruuf (Dan sikapilah para istri itu dengan perlakuan yang baik) An Nisa: 19. Perhatikan ayat ini menggambarkan bahwa sikap seorang suami yang baik bukan yang bersikap kasar, melainkan yang lembut dan melindungi istri.
Karena itu Nabi saw. menjelaskan bahwa kalau wanita dipaksa untuk menjadi seperti laki-laki, tulung rusuk itu akan patah. Dan patahnya berarti talaknya. Dari sini nampak bahwa kaum wanita mempunyai sifat ingin selalui dilindungi.
Bukan diperlakukan secara kasar. Karena itu Allah memerintahkan para suami secara khusus agar menyikapi para istri dengan lemah lembut: Wa’aasyiruuhunna bil ma’ruuf (Dan sikapilah para istri itu dengan perlakuan yang baik) An Nisa: 19. Perhatikan ayat ini menggambarkan bahwa sikap seorang suami yang baik bukan yang bersikap kasar, melainkan yang lembut dan melindungi istri.
Banyak para suami
yang menganggap istri sebagai sapi perahan. Ia dibantai dan disakiti seenaknya.
Tanpa sedikitpun kenal belas kasihan. Mentang-mentang badannya lebih kuat lalu
memukul istri seenaknya. Ingat bahwa istri juga manusia. Ciptaan Allah. Kepada
binatang saja kita harus belas kasihan, apalagi kepada manusia. Nabi pernah
menggambarkan seseorang yang masuk neraka karena menyikas seekor kucing, apa
lagi menyiksa seorang manusia yang merdeka.
Ketiga, Sombong
Sombong adalah
sifat setan. Allah melaknat Iblis adalah karena kesombongannya. Abaa
wastakbara wakaana minal kaafiriin (Al Baqarah:34). Tidak ada seorang
mahluk pun yang berhak sombong, karena kesombongan hanyalah hak priogatif Allah.
Allah berfirman dalam hadits Qurdsi:“Kesombongan adalah selendangku, siapa yang menandingi aku, akan aku masukkan neraka.” Wanita adalah mahluk yang lembut. Kesombongan sangat bertentangan dengan kelembutan wanita. Karena itu para istri yang baik tidak suka mempunyai suami sombong.
Allah berfirman dalam hadits Qurdsi:“Kesombongan adalah selendangku, siapa yang menandingi aku, akan aku masukkan neraka.” Wanita adalah mahluk yang lembut. Kesombongan sangat bertentangan dengan kelembutan wanita. Karena itu para istri yang baik tidak suka mempunyai suami sombong.
Sayangnya dalam
keseharian sering terjadi banyak suami merasa bisa segalanya. Sehingga ia tidak
mau menganggap dan tidak mau mengingat jasa istri sama sekali. Bahkan ia tidak
mau mendengarkan ucapan sang istri. Ingat bahwa sang anak lahir karena jasa
kesebaran para istri. Sabar dalam mengandung selama sembilan bulan dan sabar
dalam menyusui selama dua tahun. Sungguh banyak para istri yang menderita
karena prilaku sombong seorang suami.
Keempat, Tertutup
Nabi saw. adalah
contoh suami yang baik. Tidak ada dari sikap-sikapnya yang tidak diketahui
istrinya. Nabi sangat terbuka kepada istri-istrinya. Bila hendak bepergian
dengan salah seorang istrinya, nabi melakukan undian, agar tidak menimbulkan
kecemburuan dari yang lain.
Bila nabi ingin mendatangi salah seorang istrinya, ia izin terlebih dahulu kepada yang lain. Perhatikan betapa nabi sangat terbuka dalam menyikapi para istri. Tidak seorangpun dari mereka yang merasa didzalimi. Tidak ada seorang dari para istri yang merasa dikesampingkan.
Bila nabi ingin mendatangi salah seorang istrinya, ia izin terlebih dahulu kepada yang lain. Perhatikan betapa nabi sangat terbuka dalam menyikapi para istri. Tidak seorangpun dari mereka yang merasa didzalimi. Tidak ada seorang dari para istri yang merasa dikesampingkan.
Kini banyak
kejadian para suami menutup-nutupi perbuatannya di luar rumah. Ia tidak mau
berterus terang kepada istrinya. Bila ditanya selalu jawabannya ngambang. Entah
ada rapat, atau pertemuan bisnis dan lain sebagainya. Padahal tidak demikian
kejadiannya. Atau ia tidak mau berterus terang mengenai penghasilannya, atau
tidak mau menjelaskan untuk apa saja pengeluaran uangnya. Sikap semacam ini
sungguh sangat tidak disukai kaum wanita. Banyak para istri yang tersiksa
karena sikap suami yang begitu tertutup ini.
Kelima, Plinplan
Setiap wanita
sangat mendambakan seorang suami yang mempunyai pendirian. Bukan suami yang
plinplan. Tetapi bukan diktator. Tegas dalam arti punya sikap dan alasan yang
jelas dalam mengambil keputusan.
Tetapi di saat yang sama ia bermusyawarah, lalu menentukan tindakan yang harus dilakukan dengan penuh keyakinan. Inilah salah satu makna qawwam dalam firman Allah: arrijaalu qawwamuun alan nisaa’ (An Nisa’:34).
Tetapi di saat yang sama ia bermusyawarah, lalu menentukan tindakan yang harus dilakukan dengan penuh keyakinan. Inilah salah satu makna qawwam dalam firman Allah: arrijaalu qawwamuun alan nisaa’ (An Nisa’:34).
Keenam, Pembohong
Banyak kejadian
para istri tersiksa karena sang suami suka berbohong. Tidak mau jujur atas
perbuatannya. Ingat sepandai-pandai tupai melompat pasti akan jatuh ke tanah.
Kebohongan adalah sikap yang paling Allah benci.
Bahkan Nabi menganggap kebohongan adalah sikap orang-orang yang tidak beriman. Dalam sebuah hadits Nabi pernah ditanya: hal yakdzibul mukmin (apakah ada seorang mukmin berdusta?) Nabi menjawab: Laa (tidak). Ini menunjukkan bahwa berbuat bohong adalah sikap yang bertentangan dengan iman itu sendiri.
Bahkan Nabi menganggap kebohongan adalah sikap orang-orang yang tidak beriman. Dalam sebuah hadits Nabi pernah ditanya: hal yakdzibul mukmin (apakah ada seorang mukmin berdusta?) Nabi menjawab: Laa (tidak). Ini menunjukkan bahwa berbuat bohong adalah sikap yang bertentangan dengan iman itu sendiri.
Sungguh tidak
sedikit rumah tangga yang bubar karena kebohongan para suami. Ingat bahwa para
istri tidak hanya butuh uang dan kemewahan dunia. Melainkan lenbih dari itu ia
ingin dihargai. Kebohongan telah menghancurkan harga diri seorang istri. Karena
banyak para istri yang siap dicerai karena tidak sanggup hidup dengan para
sumai pembohong.
Ketujuh, Cengeng
Para istri ingin suami yang tegar, bukan suami yang cengeng. Benar Abu Bakar Ash Shiddiq adalah contoh suami yang selalu menangis. Tetapi ia menangis bukan karena cengeng melainkan karena sentuhan ayat-ayat Al Qur’an. Namun dalam sikap keseharian Abu Bakar jauh dari sikap cengeng.
Abu Bakar sangat tegar dan penuh keberanian. Lihat sikapnya ketika menghadapi para pembangkang (murtaddin), Abu Bakar sangat tegar dan tidak sedikitpun gentar.
Suami yang
cenging cendrung nampak di depan istri serba tidak meyakinkan. Para istri suka
suami yang selalu gagah tetapi tidak sombong. Gagah dalam arti penuh semangat
dan tidak kenal lelah. Lebih dari itu tabah dalam menghadapi berbagai cobaan
hidup.
Kedelapan, Pengecut
Dalam sebuah doa,
Nabi saw. minta perlindungan dari sikap pengecut (a’uudzubika minal jubn),
mengapa? Sebab sikap pengecut banyak menghalangi sumber-sumber kebaikan. Banyak
para istri yang tertahan keinginannya karena sikap pengecut suaminya. Banyak
para istri yang tersiksa karena suaminya tidak berani menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi. Nabi saw. terkenal pemberani. Setiap ada
pertempuran Nabi selalu dibarisan paling depan. Katika terdengar suara yang
menakutkan di kota Madinah, Nabi saw. adalah yang pertama kaluar dan mendatangi
suara tersebut.
Para istri sangat
tidak suka suami pengecut. Mereka suka pada suami yang pemberani. Sebab
tantangan hidup sangat menuntut keberanian. Tetapi bukan nekad, melainkan
berani dengan penuh pertimbangan yang matang.
Kesembilan, Pemalas
Di antara doa
Nabi saw. adalah minta perlindingan kepada Allah dari sikap malas: allahumma
inni a’uudzubika minal ‘ajizi wal kasal , kata kasal artinya
malas. Malas telah membuat seseorang tidak produktif. Banyak sumber-sumber
rejeki yang tertutup karena kemalasan seorang suami.
Malas sering kali membuat rumah tangga menjadi sempit dan terjepit. Para istri sangat tidak suka kepada seorang suami pemalas. Sebab keberadaanya di rumah bukan memecahkan masalah melainkan menambah permasalah. Seringkali sebuah rumah tangga diwarnai kericuhan karena malasnya seorang suami.
Malas sering kali membuat rumah tangga menjadi sempit dan terjepit. Para istri sangat tidak suka kepada seorang suami pemalas. Sebab keberadaanya di rumah bukan memecahkan masalah melainkan menambah permasalah. Seringkali sebuah rumah tangga diwarnai kericuhan karena malasnya seorang suami.
Kesepuluh, Cuek Pada Anak
Mendidik anak
tidak saja tanggung jawab seorang istri melainkan lebih dari itu tanggung jawab
seorang suami. Perhatikan surat Luqman, di sana kita menemukan pesan seorang
ayah bernama Luqman, kepada anaknya. Ini menunjukkan bahwa seorang ayah harus
menentukan kompas jalan hidup sang anak. Nabi saw. Adalah contoh seorang ayah
sejati. Perhatiannya kepada sang cucu Hasan Husain adalah contoh nyata, betapa
beliau sangat sayang kepada anaknya. Bahkan pernah berlama-lama dalam sujudnya,
karena sang cucu sedang bermain-main di atas punggungnya.
Kini banyak kita
saksikan seorang ayah sangat cuek pada anak. Ia beranggapan bahwa mengurus anak
adalah pekerjaan istri. Sikap seperti inilah yang sangat tidak disukai para
wanita.
Kesebelas, Menang Sendiri
Setiap manusia mempunyai perasaan ingin dihargai pendapatnya. Begitu juga seorang istri. Banyak para istri tersiksa karena sikap suami yang selalu merasa benar sendiri.
Karena itu Umar bin Khaththab lebih bersikap diam ketika sang istri berbicara. Ini adalah contoh yang patut ditiru. Umar beranggapan bahwa adalah hak istri mengungkapkan uneg-unegnya sang suami.
Sebab hanya kepada suamilah ia menemukan tempat mencurahkan isi hatinya. Karena itu seorang suami hendaklah selalu lapang dadanya. Tidak ada artinya merasa menang di depan istri. Karena itu sebaik-baik sikap adalah mengalah dan bersikap perhatian dengan penuh kebapakan. Sebab ketika sang istri ngomel ia sangat membutuhkan sikap kebapakan seorang suami. Ada pepetah mengatakan: jadilah air ketika salah satunya menjadi api.
Keduabelas, Jarang
Komunikasi
Banyak para istri
merasa kesepian ketika sang suami pergi atau di luar rumah. Sebaik-baik suami
adalah yang selalu mengontak sang istri. Entah denga cara mengirim sms atau
menelpon-nya. Ingat bahwa banyak masalah kecil menjadi besar hanya karena
miskomunikasi. Karena itu sering berkomukasi adalah sangat menentukan dalam
kebahagiaan rumah tangga.
Banyak para istri
yang merasa jengkel karena tidak pernah dikontak oleh suaminya ketika di luar
rumah. Sehingga ia merasa disepelekan atau tidak dibutuhkan. Para istri sangat
suka kepada para suami yang selalu mengontak sekalipun hanya sekedar menanyakan
apa kabarnya.
Ketigabelas, Tidak Rapi dan Tidak Harum
Para istri sangat
suka ketika suaminya selalu berpenampilan rapi. Nabi adalah contoh suami yang
selalu rapi dan harum. Karena itu para istrinya selalu suka dan bangga dengan
Nabi. Ingat bahwa Allah Maha indah dan sangat menyukai keindahan.
Maka rapi bagian dari keimanan. Ketika seorang suami rapi istri bangga karena orang-orang pasti akan berkesan bahwa sang istri mengurusnya. Sebaliknya ketika sang suami tidak rapi dan tidak harum, orang-orang akan berkesan bahwa ia tidak diurus oleh istrinya.
Karena itu bagi para istri rapi dan keharuman adalah cermin pribadi istri. Sungguh sangat tersinggung dan tersiksa seorang istri, ketika melihat suaminya sembarangan dalam penampilannya dan menyebarkan bahu yang tidak enak. Allahu a’lam
Maka rapi bagian dari keimanan. Ketika seorang suami rapi istri bangga karena orang-orang pasti akan berkesan bahwa sang istri mengurusnya. Sebaliknya ketika sang suami tidak rapi dan tidak harum, orang-orang akan berkesan bahwa ia tidak diurus oleh istrinya.
Karena itu bagi para istri rapi dan keharuman adalah cermin pribadi istri. Sungguh sangat tersinggung dan tersiksa seorang istri, ketika melihat suaminya sembarangan dalam penampilannya dan menyebarkan bahu yang tidak enak. Allahu a’lam