HOMER ± ABAD KE- 8 SM
![]() |
HOMER ± ABAD KE- 8 SM |
Pertentangan
pendapat prihal hak cipta sajak-sajak "Homer" yang terjadi berabad-abad lamanya,
yang masih di pertanyakan, kapan ? dimana ? bagaimana Iliadnya? Serta Odyssey
dicipta !.... Sampai seberapa jauh sajak itu bersandar pada komposisi
sebelumnya? Apakah Iliad dan Odyssey disusun oleh orang yang sama? Betulkah
salah satunya digubah oleh hanya satu penulis?
Mungkin tak ada orang seperti "Homer" dan kedua sajak itu yang berkembang lewat proses penggabungan begitu
lambat, ataukah memang disusun oleh sekelompok pengolah yang mencomotnya dari
sebuah gabungan sajak-sajak yang ditulis oleh banyak ragam penyair. Para
sarjana yang membuang waktu bertahun-tahun menyelidiki masalah ini tidak
mencapai kata sepakat satu sama lain; lantas bagaimana bisa seseorang yang
bukan sarjana ilmu klasik bisa tahu jawab yang semestinya? Tentu, saya sendiri
tidak tahu jawabannya; meski begitu, untuk menentukan di mana Homer layak
ditempatkan di daftar urutan buku ini, saya membuat perkiraan sebagai berikut.
Perkiraan pertama
adalah, memang benar ada seorang penulis utama Iliad. (Alasannya, terlampau
bagus jika karya itu disusun oleh sekelompok orang!). Pada abad-abad sebelum
Homer, banyak sajak-sajak yang lebih pendek mengenai masalah yang sama digubah
oleh penyair-penyair Yunani lain, dan "Homer" banyak mengambilnya dari karya
mereka. Tetapi, Homer berbuat lebih jauh dari sekedar merakit Iliad dari
sajak-sajak pendek yang sudah ada sebelumnya.
Dia memilih, dia mengatur, dia
menyempurnakan kata-kata dan menambahnya serta pada akhirnya melengkapinya
menjadi hasil final dengan bakat sastranya yang genius. Homer, orang yang
menghasilkan karya besar itu, mungkin hidup di abad ke-8 SM meski banyak
catatan menganggap lebih awal dari itu. Saya juga memperkirakan bahwa orang
yang sama merupakan penulis utama Odyssey. Meski argumen (berdasar sebagiannya
dari perbedaan gaya) bahwa kedua sajak digubah oleh penulis-penulis yang
berbeda punya kekuatan yang setara, secara keseluruhan persamaan diantara kedua
sajak jauh lebih penting daripada perbedaan-perbedaannya.
Dari apa yang sudah
dipaparkan, jelaslah sudah betapa sedikitnya bisa diketahui tentang ihwal Homer
sendiri; dan memang tidak ada data biografis mengenai dirinya. Ada tradisi kuno
yang teramat kokoh, berasal dari masa awal-awal Yunani, bahwa Homer itu buta.
Tetapi, kehebatan yang tampak secara visual dari kedua sajak itu menunjukkan
andaikata toh Homer itu buta, tidaklah butanya itu dibawa dari lahir. Bahasa
yang digunakan dalam sajak itu menunjukkan bahwa Homer berasal dari Ionia,
daerah sebelah timur laut Aegea.
Kendati tampaknya
sudah percaya bahwa begitu panjang dan begitu cermat susunan suatu sajak dapat
dicipta tanpa tulisan, banyak kaum cerdik pandai agaknya sepakat bahwa
sajak-sajak itu paling sedikit bagian permulaannya dan mungkin malah
seluruhnya, merupakan komposisi oral (lisan). Tidaklah pasti kapan sajak-sajak
itu pertama kali tertuang ke dalam tulisan.
Mempertimbangkan segi panjangnya
(secara gabungan hampir berjumlah 28.000 bait), tampaknya agak sukar terbayangkan
sajak-sajak itu bisa dipindahkan dengan begitu teliti kecuali jika ditulis
dalam jangka waktu tidak begitu lama sesudah penciptaan aslinya. Dalam suatu
peristiwa, menjelang abad ke-6 SM, kedua sajak itu sudah dianggap karya klasik
besar, dan informasi biografis menyangkut Homer sudah hilang.
Setelah itu,
orang Yunani senantiasa menganggap Odyssey dan Iliad merupakan hasil karya
bangsa yang terjunjung tinggi. Menariknya, sepanjang masa antara abad ke abad
dan semua perubahan dalam gaya yang sudah terjadi, reputasi Homer tak pernah
punah.
Ditilik dari
ketenaran dan reputasi Homer yang tinggi, dengan pikiran yang dag-dig-dug saya
tempatkan Homer dalam nomor urutan yang begitu rendah. Hal dan alasan serupa
saya lakukan pula terhadap umumnya tokoh-tokoh seni dan sastra. Tempat urutan
mereka dalam daftar ini, rendah. Dalam kasus Homer, selisih beda antara
reputasi dan pengaruh tampaknya besar.
Biarpun hasil karyanya sering dipelajari
di sekolah, di dunia dewasa ini sedikit sekali orang membaca Homer begitu
mereka meninggalkan bangku sekolah lanjutan atas atau perguruan tinggi. Ini
berlainan besar dengan Shakespeare yang drama maupun sajak-sajaknya dibaca dan
drama-dramanya sering dipentaskan dengan mendapat pengunjung yang cukup banyak.
Walhasil, betul-betul beda.
Dan Homer pun
tidaklah dikutip secara luas. Meskipun kutipan Homer terdapat dalam karya
Barlett, amat sedikit digunakan dalam percakapan sehari-hari. Bukan saja
berbeda jauh dengan Shakespeare, juga berbeda jauh dengan penulis-penulis
seperti Benyamin Franklin atau Omar Khayyam. Kalimat seperti "sen yang
ditabung adalah sen yang didapat", yang sering disebut orang, mungkin
sebenarnya merupakan pengaruh sikap pribadi seseorang, bahkan suatu sikap dan
keputusan yang berbau politik. Tak ada sangkut pautnya dengan Homer apa yang
banyak dikutip orang sekarang.
Kalau begitu halnya,
apa sebab Homer dimasukkan dalam daftar urutan buku ini? Ada dua alasan. Alasan
pertama, jumlah orang yang makin bertambah dari abad ke abad baik yang
mendengar atau membaca karya Homer memang betul-betul banyak. Di dunia masa
silam, sajak Homer jauh lebih populer ketimbang sekarang.
Di Yunani, karyanya
begitu akrab dengan penduduk umum, dan dalam masa yang panjang sekali
mempengaruhi sikap agama dan etika. Odyssey dan Iliad terkenal bukan semata di
kalangan sastrawan intelektual, tetapi juga di kalangan militer dan
pemuka-pemuka politik juga. Banyak pemimpin Romawi lama mengutip Homer, malahan
Alexander Yang Agung mengempit salinan Iliad diketiaknya selama bertempur.
Bahkan kini, Homer merupakan penulis pujaan di sementara sekolah, dan umumnya
kita sudah baca karyanya (paling tidak sebagian) selama di sekolah.
Bahkan lebih penting
lagi, mungkin, pengaruh Homer terhadap kesusasteraan. Semua penyair-penyair
Yunani klasik dan penulis-penulis drama amatlah sangat terpengaruh Homer.
Tokoh-tokoh seperti Sophocles, Euripides, dan Aristoteles menyebut beberapa
contoh saja terbenam dalam tradisi Homer, dan semuanya mengambil ide
literatur yang cemerlang darinya.
Pengaruh Homer
terhadap para pengarang Romawi kuno jelas besarnya. Semua menerima sajaknya
sebagai ukuran kesempurnaan. Tatkala Virgil --sering dianggap penulis Romawi
terbesar-- menulis karya besarnya Aeneid dia dengan sadar dan atas keyakinan
sendiri menyontoh kehebatan Iliad dan Odyssey.
Bahkan di jaman
modern pun, nyatanya tiap pengarang penting dipengaruhi oleh Homer langsung
atau oleh penulis-penulis seperti Sophocles dan Virgil yang keduanya amat
terpengaruh oleh Homer. Tak ada penulis dalam sejarah punya pengaruh begitu
menyebar dan begitu berjangka lama.
Masalah yang paling
akhir adalah mungkin yang justru ruwet. Selama seratus tahun terakhir ini,
sangat mungkin sekali Tolstoy lebih berpengaruh dan karyanya lebih banyak
dibaca orang ketimbang Homer. Tetapi Tolstoy tak punya pengaruh apapun selama
26 abad, sedangkan pengaruh Homer telah berlanjut selama 2700 tahun atau lebih.
Ini betul-betul masa yang teramat lama. Walhasil, Homer tak mudah ditandingi
oleh tokoh-tokoh literer lainnya, bahkan oleh tokoh yang berkarya di bidang apa
pun