Ujian adalah sebuah keharusan bagi setiap umat manusia. Ujian adalah sebuah perjalanan yang akan menuntun manusia pada kesadaran diri dan keyakinan akan kemampuan yang dimiliki. Tanpa ujian, niscaya manusia akan terlena dan terpaku tanpa mau mengevaluasi diri dan melakukan introspeksi, terhadap apa yang telah dilakukannya.
demikian juga sebagai peserta didik yang tentnya berharap mendapatkan prestasi yang baik dalam belajar. Sampai sejauh manakah pelajaran yang sudah diserap, dan seberapa besar ilmu itu yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari, yang demikian tersebut merupakan sebuah pertanyaan yang harus dijawab, salah satunya dengan ujian.
Memang ujian dalam kehidupan itu tak sedikit. Setiap orang akan menjalani ujian yang berbeda. Entah ujian dalam kaitannya dengan kehidupan masyarakat ataupun ujian berupa musibah dan bencana yang bisa menimpa setiap orang di dunia ini.
Nah yang akan
kita hadapi adalah ujian dalam materi pelajaran sepanjang npertengahan tahun
pertama ini. Hal itu menjadi sangat penting kareana dengan ujian yang
berlangsung cukup panjang itu dapat diketahui seberapa besar kemampuan santri.
Kemudian, hal yang tak bisa dianggap remeh juga adalah seberapa besar kemauan
santri dalam memahamipelajaran yang diberikan selama ini.
Dengan adanya
ujian seluruh kita pastinya akan berupaya secara kontinu dan efisien untuk
memahami pelajaran. Mereka akan melawan seluruh keinginan yang tidak perlu
untuk sementara dikendalikan selama ujian berlangsung. Tidak ada lagi gurauan
yang tidak bermamfaat, tidak ada lagi pekerjaan yang terbuang sia-sia dan tidak
ada lagi kemalasan yang selalu mengikuti diri kita dimanapun dan kapanpun kita
berada.
Kepercayaan
Diri
Kepercayaan Diri |
Contoh
sederhana adalah jika pada suatu hari kita mengikuti kegiatan pramuka. Dalam
kegiatan itu ada sebuah halang rintang
yaitu merambat diatas sungai dengan menggunakan tambang. Yang kita perlukan
bukanlah kepintaran kita dalam renang berbagai gaya, atau mengukur keseimbangan
antara tambang dan diri kita. Namun yang kita perlukan adalah rasa percaya diri
bahwa kita bisa merambat pada tambang itu dan selamat sampai di tepi.
Banyak yang
berhasil dan banyak juga yang tidak berhasil dalam kegiatan merambat itu.Yang
tidak berhasil adalah kebanyakan
aanggota yang mau setelah dipaksa dan diberi pengertian oleh pembina.
Dan yang berhasil adalah mereka yang dari awal sudah mempunyai keberanian diri
dan kepercayaan bahwa dia aaaakan bisa melakukan halang rintang itu.
Begitu juga
dengan belajar. Jika kita selalu berpikir “Ujian ini akan sangat sulit, saya
sekarang ada di kelas bahwa dan pasti saya itdask akan bisa menjawab banyak
pertanyaan.”Berarti kita sudah berpikir mundur. Pikiran itu hanya akan menambah
kemalasan dan keputus asaan dalam hidup ini.
Ingat firman
Allah dalam Al-Qur’an”Dan milik-Nya apa yang ada di langit dan di bumi, dan kepada-Nyalah ibadah
selama-lamanya.Maka mengapa kamu takut yang selain Allah?” (QS.An-Nahl 52).
Ayat itu senantiasa mengajak kepada kita untuk tidak takut dengan siapapu n
termasuk semua rintangan yang akan menghadang diri kita. Demikian pula,
mengajak kita untuk selalu berani dan
percaya diri dimanapun dan kapanpun
berada.
Sorang ahli
psikologi pernah mengemukakan bahwa seorang manusia yang sering menemui
kegagalan adalah mereka yang berpikir “tidak b9isa” dan selalu mencari-cari
alasan mengapa ia tidak bisa.Contohnya adalah ketika seseorang dihadapkan pada
sebuah permasalahan yang cukup berat dan belum pernah ia temui, pikiran”tidak
bisa”akan laangsung terlahir dalam benaknya. Pikiran itu dilengkapi dengan alasan-alasan mengapa tidak
bisa.
Jika
pikiran “tidak bisa” Kita buang jauh-jauh niscaya kita akan menemui kesuksesan.
Pikiran “tidak bisa” akan melahirkan
daya kreativitas dalam menyelesaikan
permasalahan. Seseorang mungkin dihadpkan pada sebuah problem yang sangat
berat. Jika ia berpikir “saya bisa menyelesaikannya”, ia akan menemui banyak
cara bagaimana ia menyelesaikan pekerjaan itu.
Gambaran diatas
membawa kita pada sebuah kesimpulan bahwa manusia sebenarnyabisa melakukan
apa saja asalkan jangan pernah
berpikir”tidak bisa”. Dalam ujian yang akan kita hadapi pun harus kita yakinkan
bahwa kita bisa meraih prestasi yang baik. Prestasi yang baik bukan hanya milik kelas atas dan orang-orang
pintar. Prestasi yang baik adalah milik semua orang yang mau bekerja keras dan
belajar dengan baik.
Sumber Motivasi
Sumber Motivasi |
Apabila seorang
manusia telah menyadari bahwa dirinya memiliki sifat-sifat yang diturunkan oleh
Allah tersebut, maka pupuklah terus hingga menghasilkan sebuah kekuatan dan
motivasi yang kokoh. Dengan motivasi yang tinggi manusia akan mampu menciptakan
jati diri (eksistensi) yang koko pula dalam diri manusia.
Dengan adanya
motivasi yang ada dalam diri kita, kita tidak akan pernah meremehkan diri kita.
Karena sebenarnya kita sudah memiliki banyak modal dalam diri kita. Modal yang
berupa potensi itu terkadang belum tergali dan tidak kita ketahui. Maka carilah
potensi dalam diri kita yang masih tersembunyi. Allah berfirman: “Sungguh,
telah kami ciptakan manusia dalam sebaik-baik acuan.” (Qs. At-Tin 4)
Kekuatan Doa
dalam sebuah Usaha
Kekuatan Doa dalam sebuah Usaha |
Usaha yang
baik pun tidak akan cukup jika tidak diikuti dengan doa yang kontinu. Kita harus
percaya sepenuhnya bahwa Allah akan mendengar dan melihat apa yang kita
kerjakan termasuk jika kita belajar dengan tekun dan penug semangat. “Dan
apabila hamba-hambaKu bertanya kepada-Mu tentang Aku, maka (jawablah),
bahwasanya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang mendoa apabila ia
berdoa kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan
hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran”
(QS. Al-Baqarah 186).
Yakinlah pada
kekuatan diri kita dan yakinlah pula pada kekuatan usaha dan doa yang
senantiasa kita lakuakan setiap hari. Empat hal diatas jika kita satukan akan
menjadi sebuah hasil yang maha dahsyat. Jika kita mempunyai sebuah tekat yang
bulat, bertawakkallah kepada Allah. Wallahu a’lam bishshawab