Sunday, October 4, 2015

Kyai Ahmad Dahlan – Pelopor Pembaru Islam

Kyai Ahmad Dahlan – Pelopor Pembaru Islam

Kyai Ahmad Dahlan – Pelopor Pembaru Islam
Kyai Ahmad Dahlan – Pelopor Pembaru Islam

Kyai Ahmad Dahlan merupakan Pelopor Pembaru Islam di Indonesia dan pendiri organisasi Muhammadiyyah. Ia lahir di Yogyakarta dengan nama kecil Muhammad Darwis. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar madrasah, ia pergi ke Mekkah untuk belajar agama dan bahasa Arab. Setelah mempelajari perubahan-perubahan yang terjadi di Mesir, Arab dan India. Ahmad Dahlan berusaha mengadakan perubahan di Indonesia. Ia memperkenalkan cita-cita pembahruaannya. Usahanya mendapatkan banyak tantangandari ulama lain. Namuna, bekat dukungan murid dan kawan-kawannya, pada tanggal 18 November 1912 ia berhasil mendirikan muhammadiyah sebagai organisasi yang bergerak dalam bidang dakwah dan pendidikan Islam modern pertama di Indonesia. sekitar sebelas tahun setelah Muhammadiyah berdiri, KH. Ahmad Dahlan meninggal dunia.

Ide pembaruan Islam diperoleh Ahmad Dahlan saat ia belajar di Mekkah. ia melihat bahwa ummat Islam di linggkungannya tidak berpegang teguh pada Al-Qura'an dan Sunnah Nabi, sementara lembaga pendidikan juga belum memadai. karena itu, ia berupaya mengajak umat Islam kembali pada Al-Qura'an dan Sunnah Nabi guna menegakkan masyarakat Islam yang sebenarnya. Disamping itu, ia mengajak kepada seluruh umat Islam untuk meningkatkan bidang pendidikan. Karena menurutnya, umat Islam sangat tertinggal dalam bidang tersebut. Selain masalah keimanan, perjuangan juga dilakukan dalam bidang sosial. Ia sering melakukan hal-hal yang menurut ukuran sebagian ulama pada masa itu tidak sejalan dengan ajaran Islam, sehingga ia dituduhsebagai kiai kafir karena meniru cara-cara Barat. namun semua itu ia terima dengan hati lapang dan keyakinan bahwa yang ia lakukan itu benar.

Aktivitas K.H. Ahmad Dahlan tergolong beragam. Namun, yang paling menjadi perhatian dan titik beratnya adalah bidang dakwah dari pendidikan. Sebagai putra dari K.H. Abu Bakar bin kiai Sulaiman, seorang khatib tetap Masjid Agung Yogyakarta, ia juga dikenal sebagai khatib di mesjit tersebut mengikuti jejak ayahnya. Sebagai khatib K.H. Ahamad Dahlan dikenal sangat jujur, pandai, dan sungguh-sungguh dalam bekerja, sehingga sultan Yogyakarta memberinya gelar khatib Amin (khatib yang dipercaya).

Dakwah yang dilakukannya bukan saja di masjid kepada orang tua. Lebih dari itu dakwah yang disampaika oleh K.H. Ahamad Dahlan juga ditujukan untuk kalangan terpelajar. Karena menurutnya, kaum pelajar itu nantinya yang akan menjadi pelopor gerakan pembaharuan di Indonesia. Untuk itu ia ikut dalam perkumpulan Budi Utomo. Selain itu ia juga bergabung dalam organisasi jami'at Khair dan Sarekat Islam. Dari sini ia melihat bahwa ide yang ditanamkannya berkembang sehingga ia merasa perlu membuat organisasi untuk menghimpun orang-orang yang berfikiran sama dengannya. Hasratnya ini mendapat dukungan dari anggota Budi Utomo dan rekan-rekannya yang lain, sehingga kemudian berdirilah Muhammadiyyah.