Pria & Wanita Tentang Cinta
Pria & Wanita Tentang Cinta |
Cinta itu apa ?
Cinta itu apa?.. |
Kita selalu takut untuk memulai sesuatu yang ingin kita
jalani dengan bagus, tulus, dan serius. Sungguh malang dia yang
semasa muda belum belajar mencintai, menyimpan harapan dan mempercayakan diri
pada kehidupan. Cinta adalah permainan yang bisa dimainkan dan
dimenangkan oleh kedua belah pihak. Cinta akan terjadi begitu saja. Kita
tidak perlu melakukan apa - apa. Selalu ada yang pertama kali. Segalanya
: Cinta adalah bagian dari diri kita. Seringkali mencintai sesuatu
merupakan satu - satunya tempat untuk memulai, untuk membuat hidup
ini menjadi milik kita sendiri. Manusia pasti membuat kesalahan; itulah
kehidupan. Tapi mencintai tidak pernah merupakan kesalahan.
Cinta bisa menyembuhkan baik terhadap si pemberi
maupun si penerima. Cinta bukanlah apa yang menjadikan kita, tapi apa
yang sudah ada dalam diri kita sendiri.
Cinta selalu hadir, tinggal kita bisa merasakannya atau
tidak. Keberanian bukan berarti tidak punya rasa takut melainkan
berani bertindak walau merasa takut. Mencintai berarti berani
mempertaruhkan hati. Kita hanya bisa belajar mencintai dengan mencintai.
Bagi mereka yang sangat jatuh cinta, seluruh dunia terasa tersenyum.
Tidak ada undangan yang lebih besar untuk mencintai selain mencintai
terlebih dahulu. Lebih baik pernah mencintai dan kehilangan daripada tidak
pernah sama sekali. Cinta bukanlah apa yang kita rasakan, tetapi apa yang
kita lakukan. Kita mendefinisikan cinta sebagai perasaan bahagia kalau
kita berada di dekat orang satunya, dan kita yakin akan nilai serta
perkembangan orang itu, seperti yang kita rasakan terhadap diri kita
sendiri. Mencintai dan menang adalah hal paling indah. Mencintai dan
kalah, yang kedua terindah. Tak ada orang yang pernah mencintai
siapa pun dengan cara yang diinginkan setiap orang.
Lawan dari cinta bukanlah benci, melainkan tak peduli.
Dan lawan dari kehidupan bukanlah kematian, melainkan ketidak pe-dulian.
Bukan kisah cinta yang penting melainkan kemampuan untuk mencintai.
Sangat mengherankan, betapa banyak perubahan perasaan yang bisa terjadi
dalam setiap harinya. Cinta yang layak disebut cinta hanyalah cinta yang
tanpa syarat.
Cinta tidak bisa dinilai dengan harga. Ia baru bisa disebut
cinta kalau diberikan dengan bebas. Titik balik dalam proses menuju
kedewasaan adalah saat kita menemukan dalam diri kita kekuatan inti yang bisa
mengatasi semua rasa sakit. Kebahagiaan terbesar dalam hidup ini adalah
keyakinan bahwa kita dicintai-dicintai karena diri kita apa adanya atau lebih
lagi, dicintai walaupun seperti kita apa adanya.
Hal - hal paling baik
dan paling indah di dunia ini tidak bisa disentuh namun bisa dirasakan dalam
hati. Ingatlah untuk selalu ramah. Ingatlah untuk selalu penuh cinta.
Ingatlah untuk menikmati segala perasaan yang ada dan untuk memperhatikan
diri kita sendiri. Tapi yang terutama, ingatlah untuk berbahagia.
Kalah dalam cinta sama halnya dengan kalah main catur,
semakin banyak bermain, semakin banyak yang dipelajari. Penegasan
tentang kehidupan seseorang - kebahagiaan pertumbuhan, kebebasan - berakar pada
kapasitas orang yang bersangkutan untuk mencintai. Orang yang mencintai tidak
perlu sempurna, cukup menjadi manusia biasa. Apa yang tidak membuatku mati,
menjadikan aku lebih kuat. Saat satu pintu tertutup, pintu lain terbuka, tapi
sering kali kita menatap pintu yang tertutup itu begitu lama dan dengan penuh
sesal, hingga kita tidak melihat pintu yang telah terbuka untuk kita.
CINTA TAK BUTUH ALASAN
Adakah alasan bagi kita
untuk tidak berbuat baik bagi orang lain? Bahkan untuk berbuat baik, kita tak
memerlukan sebuah alasan apa pun. Karena cinta pada sesama tidak membutuhkan
pertimbangan, apalagi kalkulasi untung dan rugi. Kasih sayang semestinya
mengalir begitu saja, seperti air dari mata air yang berbondong-bondong terjun
ke lautan.
Bahkan kita ini bagai
ikan kapas yang berenang-renang dalam samudra cinta. Kita ter-selimuti cinta.
Kita ter-basahi cinta. Tarikan dan hembusan nafas adalah air cinta. Sayang, sebuah kasih tak selalu begitu saja
memancar dari diri kita.
Sebuah cinta tak
gampang terserap oleh diri kita. Seringkali kita bentengi diri dengan pikiran
yang berusaha membenarkan dan mencari-cari alasan di balik semua anugerah yang
ada ini. Seringkali pikiran menjadi batu peng-hambat gemericik air itu: pikiran
yang penuh pamrih dan prasangka.
Wallahu'alam bish
showab