Wednesday, September 30, 2015

Bentuk Ideal Akhlak Islam

Bentuk Ideal Akhlak Islam

Bentuk Ideal Akhlak Islam
Bentuk Ideal Akhlak Islam
Allah berfirman: Artinya: Sesungguhnya Allah memerintahkan keadilan, ihsan, menolong kaum kerabat dan melarang kebajikan,kemungkaran dan kejahaatan. Allah mengajarimu supaya kamu dapat mengambil pelajaran.(QS An-Nahl:90)

Yang dimaksud dengan keadilan adalah meninggalkan penganiayaan (dzalim). Ihsan adalah segala akhlak yang mulia, disunnahkandan kalau dikerjakan jiwa akan tentram dan qembira.Menolong kaum kerabat adalah membantu orang lain dengan memberinya hak berupa moril maupun materiil yang telah diberikan Allah kepadanya. Begitu juga halnyamenolong terhadap orang diluar kaum kerabat sebab semua berasal dari seorang bapak, Adam AS.

Adapun yang dilarang Allah dalam ayat ini adalahkekejian, kemungkaran dan kejahaan. Yang termasuk dalam hal-hal termasuk dalam hal-hal tersebut adalah perkataan dan perbuatan yang keji,maksiat,takabur,dengki, hasad, aqresif terhadap diri sendiri, harta dan kehormatan orang lain.
Dilain pihak Allah SWT juga berfirman: Artinya: “sesungguhnya engkau berada dalam akhlak yang mulia.”(Al-Qalam:4)

Ayat ini menerangkan bahwa akhlak merupakan sifat Nabi Muhammad yang paling mulia dan pujian tertinggi yang dapaat diberikan kepadanya, Akhlak Nabi adalah pelaksanaan praktis dari bentuk kesempurnaan akhlak terpuji yang tersebut dalam Al-Qur’an. Mengenai akhlak Nabi, Ummul Mukmim Aisyah r.a : Akhlaknya (Nabi Muhammmad) adalah Al-Qur’an . “Seorang Alim bernama Ibnu Abdu Rabbih menyusun akhlak nabi Muhammad s.a.w dalam tiga yaitu terimalah maaf, perintahlah makhruf dan berpalinglah dari orang jahil.”

Ajaran-ajaran dan tek agama islam menjelaskan bahwa agama-agama dan risalah-risalah samawiyah bertugas memeperbaiki akhlak, menyempurnakan dan membimbing manusia menuju ke jalan yang terbaik sehingga dapat mencapai kebahagian dunia dan akhirat. Islam dalam hal ini memunculkan sebagai penyempurna semua ajaran sebelumnya. Dalam hal ini Rasulullah s.a.w bersabdah: Artinya; “Aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak.”

Kata rangkai” innama” (hanya) dalam ilmu balaghah di anggab sebagai kata rangkaian pembatas. Kemudian kata ”liutammima” (untuk menyempurnakan) ajaran sebelumnya menunjukkan bahwa beliau datang untuk menyempurnakan ajaran sebelumnya. Dengan demikian figur sentar paling idial bagi individu adalah Nabi Muhammmad s.a.w.

Penting akhlak tidak terbatas pada individu saja, tetapi juga penting untuk masyarakat dan kemanusiaan. Atau dengan kata lain, akhlak itu penting bagi seorangan dan masyarakat sekali gus sebagai individu tidak sempurna kemanusiaannya tampa akhlak dan masyarakat tidak akan menjadi baik jika individu itu yang menolongnya jauh dari akhlak terpuji.

Tidak ada suatu umat, negara, rakyat, masyarakat yang menyeleweng dari prinsip-prinsip akhlak terpuji atau mengarah kesifat berfoya-foya, pemubaziran, kerusakan, keruntuhan, ditaktor dan aniaya kecuali ia di hancurkan oleh Allah. Oleh sebab itu bahaya keruntuhan akhlak bagi umat dan masyarakat jauh lebih besar dari pada yang dapat dihitung, dirasa dan diraba.

Itulah sebabnya mengapa tadi dikatakan bahwa lingkungan ekstren dari individu sangat mungkin mempengaruhi baik akhlak seseorang. Hal ini yang mendukung anggapan ini bahwa tingkah laku belum merupakan akhlak sebelum ia menjadi watak atau kebiasaan. Watak atau kebiasaan, biarpun ia sudah sampai-sampai pada tingkatan statis masih tetap dapat berubah, bertukar, berkembang dan berpindah dari suatu keadaan kepada keadaan yang lain melalui kependidikan, bimbingan latihan, dan pengaruh dari luar lainnya.

Bagai mana pun juga, pendidikan akhlak adalah tanggung jawab sosial karena ia memiliki dua dimensi; deminsi individu, pendidikan akhlak yang sesuai adalah penanaman sikap meneladani akhlak Rosulullah s.a.w. pada daratan masyarakat sosial, ajaran islam berupa keadilan dan menjauhi kedzaliman adalah sesuatu hal yang harus di kempanyekan ditengah-tengah kemajemukan sosial.

Dalam konteks indonesia, dekadensi moral masih sangat mungkin untuk diperbaiki. Upaya yang di lakukan kearah itu adalah memanfaatkan dunia pendidikan untuk merenovasi paket pendidikan akhlak. Sebagai muslim kita berusaha agar akhlak islam menjiwai akhlak berbangsa kita.

Tentunya ini bukan satu-satunya cara, masih banyak ramuan lain yang perlu dikaji dan digali demi mencapai kemaslahatan bersama. Wallahu a’lam bisshawab.