Harun
Nasution
Harun Nasution |
Harun
Nasution dikenal sebagai seorang pembaru pemikiran Islam Indonesia yang lahir
di Pematang siantar, Sumartera Utara Ayahnya, A. Jabbar Ahmad Nasution, seorang kadi dan penghulu di
daerahnya, mendorongnya menjadi ulama. Setelah menyelesaikan Moderne
Islamietische Kweekschool pada yahu 1937, Harun dikirim ke Mesir untuk belajar
dan menuntut ilmu di universitas Al-Azhar dan universitas Amerika di Kairo
sampai mendapat gelar sarjana muda bidang ilmu-ilmu sosial. Lalu ia pergi ke
Kanada dan meraih gelar doktor dari universitas McGiLL 1968. Sekembalinya ke
tanah air, ia melibatkan diri pada kegiatan akademis dengan menjadi dosen antar
lain di Institut Agama Islam Negeri Syarif Hidayatullah (sekarang UIN),
Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP), dan Universitas Nasional di
Jakarta.
Dari sekian aktivitas sebagai dosen dalam berbagai perguruan tinggi di Indonesia, namanya tak dapat di pisahkan dengan IAIN Syarif Hidayatullah. Ia pun pernah menjadi rektor di perguruan tinggi tersebut selama 11 tahun (1973 sampai 1984). Ketika menjadi rektor itulah ia melakukan berbagai pembaruan di Institut tersebut. Pembaruan itu antara lain dengan merombak kurikulum, seperti memasukan teologi, filsafat, dan tasawuf dalam pengajaran. Kebijakan itu tidak hanya berlaku di IAIN Syarif Hidayatullah saja, melainkan juga di IAIN seluruh Indonesia.
Ia tidak hanya berpengaruh kepada Institut yang ia pimpin saja, namun juga kepada seluruh masyarakat muslim di Indonesia. Ia kerap kali memberi pendapat tentang upaya membangun masyarakat muslim Indonesia. Menurutnya, kebangkitan muslim di Indonesia tidak hanya ditandai dengan emosi keagamaan, tetapi juga didasarkan pada pemikiran yang mendalam tentang agama Islam. Menurutnya, Islam memiliki dua kelompok ajaranyang berasal dari Ijtihad.
Pikiran-pikirannya mengenai pembaruan muslim di Indonesia tidak lepas dari latar belakangnya sebagai guru besar filsafat Islam dan penyeru pemikiran rasional bagi umat Islam. Dalam tulisan dan ceramahnya, ia menekankan agar kaum muslim Indonesia bersikap lebih rasional dalam menghadapi berbagai persoalan baik yang menyangkut agama maupun hubunganantar agama. Ketika hubungan umat beragama ramai diperbincangkan pada tahun 1975, Harun Nasution yang terkenal dengan pemikirannya yang luwes, mengusulkan pembentukan wadah musyawarah antar agama yang bertujuan untuk menghilangkan rasa curiga.
Disamping sebagai ahli filsafat Islam, ia dikenal pula sebagai penulis. Semasa hidupnya ia telah banyak menghasilkan tulisan, baik berupa buku, artikel, maupun jurnal ilmiah di dalam dan di luar negri. Beberapa karyanyaantara lain adalah:
1. Akal dan Wahyu dalam Islam (1982)
2. Filsafat Agama (1973)
3. Pembaharuan dalam Islam:
- Sejarah Pemikiran dan Gerakan (1975)
- Islam Rasional (1995).