Wednesday, October 28, 2015

Kumpulan Kisah Cerita Teladan Islami

Kumpulan Kisah Cerita Teladan Islami

Kisah-kisah cerita teladan Islami ini terkumpul dari beberapa kisah yang menarik serta terdapat hikmah-himah yang bisa di petik dari Kumpulan Kisah cerita teladan Islami ini, dengan membaca dan melihat kejadian-kejadian/kisah-kisah yang sudah terjadi dahulu, bisa membantu atau menolong diri sendiri, agar bisa menjadi yang terbaik yang diharapkan oleh Islam serta bisa menteladani dari kisah-kisah islami, adapun kumpulan kisah-kisah cerita teladan islami di bawah ini sebagai berikut:
  • Siapa yang paling jelek sedunia
  • Karena mimpi melihat neraka di depan mata
  • Kisah raja sehari
  • Komitmen Nikah dalam perspektif Islam

1). SIAPA  YANG PALING JELEK SEDUNIA

Kisah seorang santri yg menggali ilmu pada seorang pak Kyai. Bertahun-tahun telah dia lewati hingga sampai pada suatu ujian terakhir. dia menghadap pak Kyai untuk mengikuti ujian tersebut. “Hai Santri, kamu sudah menempuh semua tahapan belajar dan sekarang tinggal satu ujian lagi, kalau seandainya kamu mampu dan bisa menjawab berarti kamu lulus “, kata pak Kyai. “Baik pak Kyai, apa ujiannya pak Kyai ?” “Kamu harus bisa cari atau menemukan seorang atau satu mahkluk yang lebih jelek dari kamu, kamu akan saya beri waktu dalam tiga hari “. Kemudian santri tersebut meninggalkan pondok untuk melaksanakan ujian dari pertanyaan pak Kyai tersebut serta mencari jawaban atas pertanyaan pak Kyai-nya.

Pada hari pertama:

Santri bertemu dengan seorang  pemabuk berat yg dapat di katakan hampir tiap hari mabuk-mabukan. Santri berkata dalam hati, ” Inilah orang yang lebih jelek dari saya. Saya telah beribadah puluhan tahun sedang ia mabuk-mabukan terus “. Namun sesampai dia di rumah, timbul pikirannya. “Belum tentu, sekarang orang mabuk-mabukan tadi, siapa tahu pada akhir hayatnya Allah memberi Petunjuk (hidayah) dan ia Khusnul Khotimah adapun saya sekarang baik banyak ibadah, tetapi pada akhir hayat saya di takdirkan Suul Khotimah,bagaimana ? ia belum tentu lebih jelek dari saya.

Pada hari kedua:

santri jalan keluar rumah dan ketemu dengan se-ekor anjing yang menjijikan bentuknya, sudah bulunya kusut, kudisan dan sebagainya. Santri terdiam sambil berpikir, ” Ketemu sekarang yg lebih jelek dari saya. Anjing ini sudah pasti haram kalu dimakan, sudah kudisan dan jelek lagi ” . Santri merasa gembira karena telah menemukan jawaban atas pertanyaan gurunya tersebut. Ketika waktu akan tidur sehabis ‘Isya, dia merenung, “Anjing itu kalau mati, habis permasalahan dia. Dia tidak dimintai tanggung jawab atas perbuatannya oleh Alloh, sedangkan saya akan dimintai pertanggung jawaban yg sangat berat di karenakan saya selalu berbuat banyak dosa, pasti saya masuk neraka. “Saya tidak lebih baik dari anjing itu.

Pada hari ketiga:

Santri tersebut menghadap pak Kyai. Pak Kyai bertanya, “Sudah dapat jawabannya wahai muridku ?” “Sudah pak Kyai”, santri menjawab. ” Ternyata orang yang paling jelek adalah saya guru”. Sang Kyai tersenyum, “Kamu saya nyatakan lulus”.

Hikmah yang dapat di petik dari kisah siapa orang yang paling jelek sedunia ini yaitu: Selama kita masih sama-sama hidup kita tidak boleh sombong/merasa lebih baik dari orang/mahkluk lain. Yang berhak sombong adalah Alloh SWT. Karena kita tidak tahu bagaimana akhir hidup kita nanti. Dengan demikian maka kita akan belajar berprasangka baik kepada orang/mahkluk lain yg sama-sama di ciptaan Allah SWT.

2). KARENA MIMPI MELIHAT NERAKA DI DEPAN MATA MENURUT ISLAM

Semasa Rasulullah SAW hidup, para sahabat beliau selalu menceritakan atau mengadukan permasalahan-permasalahan yang mereka miliki, termasuk permasalahan bermimpi. Suatu malam hari, seorang sahabat nabi yang masih muda bernama Abdullah bin Umar ra, berangkat ke Masjid Nabawi. Dia membaca Al-Quran sampai kelelahan. Setelah cukup lama ia membaca Al-Quran, dia merasakan ngantuk dan mau tidur.

Seperti biasa yang dilakukannya, sebelum tidur dia menyucikan diri dengan cara berwudhu, baru kemudian merebahkan badan dan berdoa, “Bismika Allahumma ayha wa bismika amutu: ya Allah, dengan nama-Mu aku hidup dan dengan nama-Mu aku mati.”

Demikianlah, Baginda Rasul menuntunnya cara tidur yang baik. Sehingga, dalam tidur pun, malaikat masih mencatatnya sebagai orang yang tidak lalai. Dengan menyucikan diri, ruh orang yang tidur akan mendapatkan hikmah dan siraman doa para malaikat.

Sambil pelan-pelan memejamkan mata, Abdullah bin Umar terus bertasbih menyebut nama Allah hingga akhirnya terlelap. Di dalam tidurnya yang nyenyak, dia bermimpi.

Dalam mimpinya, dia berjumpa dengan dua malaikat. Tanpa berkata apa apa, dua malaikat itu memegang kedua tangannya dan membawanya ke neraka. Dalam mimpinya, neraka itu bagai sumur yang menyalakan api berkobar kobar. Luar biasa panasnya. Di dalam neraka itu, dia melihat orang-orang yang telah dikenalnya. Mereka terpanggang dan menanggung siksa yang tiada tara pedihnya.

Menyaksikan neraka yang mengerikan dan menakutkan itu, Abdullah bin Umar seketika berdoa, “A’udzubillahi minannaar. Aku berlindung kepada Allah dari api neraka.”

Setelah itu, Abdullah bertemu dengan malaikat lain. Malaikat itu berkata, “Kau belum terjaga dari api neraka!”

Pagi harinya, Abdullah bin Umar menangis mengingat mimpi yang dialaminya. Lalu, dia pergi ke rumah Hafshah binti Umar, istri Rasulullah SAW. Dia menceritakan perihal mimpinya itu dengan hati yang cemas.

Setelah itu, Hafsah menemui Baginda Nabi dan menceritakan mimpi saudara kandungnya itu pada beliau. Seketika itu, beliau bersabda, “Sebaik-baik lelaki adalah Abdullah bin Umar kalau dia mau melakukan shalat malam!”

Mendengar sabda Nabi itu, Hafshah bergembira. Dia langsung menemui adiknya, Abdullah bin Umar dan berkata,

 “Nabi mengatakan bahwa kau adalah sebaik-baik lelaki jika kau mau shalat malam. Dalam mimpimu itu, malaikat yang terakhir kau temui mengatakan bahwa kau belum terjaga dari api neraka. Itu karena kau tidak melakukan shalat tahajud. Jika kau ingin terselamatkan dari api neraka, dirikanlah salat tahajud setiap malam. Jangan kau sia-siakan waktu sepertiga malam; waktu di mana Allah SWT memanggil-manggil hamba-Nya; waktu ketika Allah mendengar doa hamba-Nya.”

Sejak itu, Abdullah bin Umar tidak pernah meninggalkan shalat tahajud sampai akhir hayatnya. Bahkan, kerap kali dia menghabiskan waktu malamnya untuk shalat dan menangis di hadapan Allah SWT. Setiap kali mengingat mimpinya itu, dia menangis. Dia berdoa kepada Allah agar diselamatkan dari api neraka.

Apalagi jika dia juga ingat sabda baginda Nabi SAW, “Sesungguhnya penghuni neraka yang paling ringan siksanya pada hari kiamat adalah seseorang yang diletakkan pada kedua tepak kakinya bara api yang membuat otaknya mendidih. Dia merasa tidak ada orang lain yang lebih berat siksanya daripada dia. Padahal, sesungguhnya siksa yang ia terima adalah yang paling ringan di dalam neraka.“

Dia berusaha sekuat tenaga untuk beribadah kepada Allah, mencari ridha Allah, agar termasuk hamba hamba-Nya yang terhindar dari siksa neraka dan memperoleh kemenangan surga.

Akhirnya, dia bisa merasakan betapa nikmatnya shalat tahajud. Betapa agung keutamaan shalat tahajud. Tidak ada yang lebih indah dari saat-saat ia sujud dan menangis kepada Allah pada malam hari.

3). KISAH RAJA SEHARI

Pernah hidup seorang Raja tua yang sangat bijaksana, memerintah sebuah negeri yang aman tenteram dan makmur sentosa. Suatu malam, Raja tua dan pembantunya berkeliling kota dan menemukan sebuah gubug yang kumuh.

Raja tua mengendap mendekati gubug itu dan mencuri dengar. Rupanya gubug itu dihuni oleh seorang janda miskin beranak satu. Sang anak menangis kelaparan,sementara sang Ibu sibuk menghibur si anak. “Sabarlah nak. Ibu akan menghadap Raja besok. Ibu dengar dia Raja yang murah hati. Dia pasti akan memberikan makanan bagi kita”.

Raja tua terenyuh hatinya dan memanggil sang pembantu, “Jika mereka sudah tidur, ambil anaknya dan letakkan di tempat tidurku. Besok, aku ingin dia menjadi Raja selama satu hari. Sehingga saat Ibunya datang menghadap, dia bisa memberikan sebanyak apapun harta kekayaan istanaku kepada ibunya.”

Si anak bangun tidur di kamar Raja yang mewah. Para pelayan istana memberikan penghormatan kepada si anak, selayaknya seorang Raja. Mereka melayani dia dari keperluan mandi hingga sarapan. Dari pagi hingga siang, si anak bermain-main dengan para Pangeran dan Putri istana. Semuanya menghormati dia selayaknya seorang Raja. Si anak mulai berpikir bahwa dia akan seterusnya tinggal di istana sebagai seorang Raja. Dia mulai menikmati segala kemewahan disekelilingnya.

Tiba saatnya Raja duduk di ruang sidang, memutuskan masalah rakyat. Disamping singgasana Raja, duduk Penasihat Agung Kerajaan, yang tiada lain adalah Raja tua yang asli. Satu demi satu Raja memutuskan urusan rakyat dengan bijaksana, atas saran bijak Penasihat Agung. Hingga tiba giliran sang Ibu yang miskin untuk menghadap. Malu, sang Ibu hanya tertunduk, tidak berani memandang Raja. Tapi Raja dapat mengenali Ibunya. Usai mendengarkan penuturan ibunya, Raja memerintahkan untuk memberikan dua karung gandum dan sepuluh keping uang emas kepada ibunya. Penasihat Agung dan pembesar lainnya terkejut.

“Yang Mulia,” tegur Penasihat Agung. “Kekayaan istana ini sungguh tidak terbatas. Kita bisa memberikan lebih banyak lagi.”

“Yang Mulia,” Menteri Pangan bangkit dari kursinya. “Menurut perhitungan hamba, jika Tuanku menyerahkan 1000 lumbung padi sekalipun, negara masih memiliki kelimpahan yang tidak terbatas. Saran hamba, berikanlah lebih dari itu.”

“Tuanku,” Bendahara Negeri ikut menimpali. “Menurut hitungan hamba, jika Tuanku mengeluarkan seluruh persediaan emas negara untuk Ibu ini, negara masih tetap kaya karena bulan depan kita akan memperoleh pendapatan emas dua kali lipat dari hari ini. Saran hamba, berikanlah lebih dari itu.”

Demikianlah, Penasihat Agung dan satu demi satu pembesar kerajaan mencoba membujuk Raja untuk memberikan lebih kepada Ibunya. Tetapi Raja tidak perduli. Dia bahkan marah dengan usulan-usulan yang dianggap mempertanyakan otoritasnya itu. Sang Ibu yang miskin akhirnya pulang dengan dua karung gandum dan sepuluh keping uang emas.

Ketika matahari tenggelam, si anak tertidur kelelahan. Raja tua berkata kepada pembantunya, “Aku telah menggenapi janjiku untuknya. Kembalikan lagi dia ke rumah Ibunya.” Sang anak terbangun kembali di gubugnya. Dia pikir dia baru bermimpi. Namun dia terkejut mendengar cerita Ibunya. Si anak segera menyadari kesalahannya, dan berlari ke istana menemui Raja tua.

“Yang Mulia, ampuni hamba. Hamba kini menyadari maksud Baginda. Hamba mohon, kembalikan hamba menjadi Raja, agar hamba bisa memberikan lebih kepada Ibu hamba.”

“Tidak bisa,” kata Raja.

“Satu menit saja, Yang Mulia. Sekedar memerintahkan untuk memberikan lebih kepada ibunda hamba.”

“Anakku,” kata Raja. “Waktumu telah berlalu. Apa yang telah engkau berikan untuk ibumu, itulah yang akan engkau nikmati.”

” Dan berikanlah peringatan kepada manusia terhadap hari (yang pada waktu itu) datang azab kepada mereka, maka berkatalah orang-orang yang zalim: “Ya Rabb kami, beri tangguhlah kami (kembalikan kami ke dunia) walaupun dalam waktu yang sedikit, niscaya kami akan mematuhi seruan Engkau dan akan mengikuti rasul-rasul” .(Kepada mereka dikatakan): “Bukankah kamu telah bersumpah dahulu (di dunia) bahwa sekali-kali kamu tidak akan binasa?” (Al- Quran S. 14:44)

Semoga kita semua tidak tertipu seperti anak itu, yang mengira dia akan menjadi Khalifah / Raja selamanya di atas dunia.

4). KOMITMEN NIKAHAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Dilihat dari usianya beliau sudah tidak muda lagi, usia yg sudah senja bahkan sudah mendekati malam, Pak Suyatno 58 tahun kesehariannya diisi dengan merawat istrinya yang sakit istrinya juga sudah tua. Mereka menikah sudah lebih 32 tahun

Mereka dikarunia 4 orang anak disinilah awal cobaan menerpa, setelah istrinya melahirkan anak ke empat tiba2 kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan itu terj adi selama 2 tahun, menginjak tahun ke tiga seluruh tubuhnya menj adi lemah bahkan terasa tidak bertulang lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan lagi.

Setiap hari pak suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi, dan mengangkat istrinya keatas tempat tidur. Sebelum berangkat kerja dia letakkan istrinya didepan TV supaya istrinya tidak merasa kesepian.

Walau istrinya tidak dapat bicara tapi dia selalu melihat istrinya tersenyum, untunglah tempat usaha pak suyatno tidak begitu jauh dari rumahnya sehingga siang hari dia pulang untuk menyuapi istrinya makan siang. sorenya dia pulang memandikan istrinya, mengganti pakaian dan  selepas maghrib dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa2 saja yg dia alami seharian.

Walaupun istrinya hanya bisa memandang tapi tidak bisa menanggapi, pak suyatno sudah cukup senang bahkan dia selalu menggoda istrinya setiap berangkat tidur.

Rutinitas ini dilakukan pak suyatno lebih kurang 25 tahun, dengan sabar dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke empat buah hati mereka, sekarang anak2 mereka sudah dewasa tinggal si bungsu yg masih kuliah.

Pada suatu hari ke empat anak suyatno berkumpul dirumah orang tua mereka sambil menjenguk ibunya. Karena setelah anak mereka menikah sudah tinggal dengan keluarga masing2 dan pak suyatno memutuskan bahwa istrinya dialah yg merawat, yang dia inginkan hanya satu, yaitu  semua anaknya berhasil.

Dengan kalimat yg cukup hati2 anak yg sulung berkata ” Pak kami ingin sekali merawat ibu, semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak...bahkan bapak tidak ijinkan kami menjaga ibu” .. dengan air mata berlinang anak itu melanjutkan kata2nya “sudah yg keempat kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi, kami rasa ibupun akan mengijinkannya, kapan  bapak menikmati masa tua bapak dengan berkorban seperti ini kami sudah tidak tega melihat bapak, kami janji kami akan merawat ibu sebaik-baik secara bergantian”.

Pak suyatno menjawab hal yg sama sekali tidak diduga anak2 mereka.

“Anak2ku … Jikalau perkawinan & hidup didunia ini hanya  untuk nafsu, mungkin bapak akan menikah..lagi, tapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian disampingku itu sudah lebih dari cukup, dia telah melahirkan kalian.. (sejenak kerongkongannya tersekat),.. . kalian yg selalu kurindukan hadir didunia ini dengan penuh cinta yg tidak satupun dapat menggantimya dengan apapun. 

Coba kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaanya seperti ini. Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah bathin bapak bisa bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaanya sekarang, kalian menginginkan agar bapak yg masih diberi Tuhan kesehatan dirawat oleh orang lain, bagaimana dengan ibumu yg masih sakit.”

Sejenak meledaklah tangis anak2 pak suyatno, merekapun melihat butiran2 kecil jatuh dipelupuk mata ibu suyatno..dengan pilu ditatapnya mata suami yg sangat dicintainya  itu..

Sampailah akhirnya pak suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta untuk menjadi nara sumber dan merekapun mengajukan pertanyaan kepada pak suyatno kenapa mampu bertahan selama 25 tahun  merawat Istrinya yg sudah tidak bisa apa2..disaat itulah meledak tangis beliau dengan tamu yg hadir di studio kebanyakan kaum perempuanpun tidak sanggup menahan haru. Disitulah pak Suyatno  bercerita.

“Jika manusia didunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam perkawinannya, tetapi tidak mau memberi (memberi waktu, tenaga, pikiran, perhatian) maka itu adalah kesia-siaan. Cinta itu adalah memberi.


Saya percaya Tuhan-lah yang memilihkan istri saya ini menjadi pendamping hidup saya, dan sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat saya, mencintai saya dengan hati dan bathinnya bukan hanya dengan mata, dan dia memberi pada saya 4 orang anak yg lucu2.. Sekarang dia sakit karena berkorban untuk cinta kita bersama..dan itu merupakan ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen untuk mencintainya apa adanya, termasuk dikala sehat maupun sakit. Ketika dia sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya apalagi dia sakit,,,”