ADAB BERDOA |
Adab
Berdo'a
Ketika seseorang duduk untuk berdoa,
sesungguhnya dia duduk di hadapan Al-Khaliq Azza wa Jalla yang pengetahuan-Nya
meliputi segala sesuatu, dan yang lebih dekat kepada manusia daripada dirinya
sendiri. Dia Yang Mahasuci, "mengetahui yang rahasia dan yang lebih
tersembunyi" (QS.20:7). Maka manusia senantiasa penuh
gentar, dan berharap doanya dikabulkan.
Oleh
karena itu hendaklah dia melaksanakan adab berdoa yang telah diajarkan kepada
kita oleh Rasul yang mulia SAW. Rasulullah telah menjelaskan secara rinci dan
jelas mengenai adab dan syarat berdoa, khususnya yang berkaitan dengan hal-hal
berikut:
- Adab dan syarat berdoa
- Waktu makbul (mustajab) untuk berdoa
- Tempat-tempat berdo'a yang makbul
- Sifat dan sikap orang yang dikabulkan doanya
- Orang-orang yang dikabulkan doanya
- Orang-orang yang tidak dikabulkan doanya
Adab
dan Syarat Berdoa
Menghadapkan Wajah
Adab pertama dalam mengajukan permintaan kepada seorang yang
berkuasa adalah menghadapkan wajah Anda kepada orang yang kepadanya Anda
meminta dan berharap. Maka, di antara adab berdoa adalah hendaknya orang yang
bersangkutan menghadapkan wajahnya ke kiblat yang telah diperintahkan Allah SWT
untuk menghadap kepada-Nya. Dalam Firman Allah SWT disebutkan: "Dan
darimana saja kamu keluar (datang), maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil
Haram, sesungguhnya ketentuan itu benar-benar sesuatu yang hak dari Tuhanmu.
Dan Allah tidak sekali-kali lengah dari apa yang kamu kerjakan. Dan darimana
saja kamu berangkat, maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan
dimana saja kamu (sekalian) berada, maka palingkanlah wajahmu ke arahnya, agar
tidak ada hujjah bagi manusia atas kamu, kecuali orang-orang yang zalim di
antara mereka. Maka janganlah kamu takut kepada mereka , dan takutlah kepada-Ku.
Dan agar kusempurnakan nikmat-Ku atasmu, dan supaya kamu mendapat
petunjuk." (QS. 2:149-150)."
Jadi, menghadapkan wajah ke arah Masjidil Haram merupakan kewajiban
dalam shalat dan disunnahkan dalam berdoa.
Membaca Hamdalah dan Pujian
Manakala seseorang meminta sesuatu kepada sesama manusia yang
berkedudukan tinggi ataupun rendah, penguasa, pemimpin atau pemegang otoritas,
niscaya sebelum mengajukan permintaannya dia mengucapkan suatu pujian kepada
orang yang dimintainya itu. Sedangkan Allah SWT yang tiada sesuatu pun yang
setara dengan-Nya, dan yang menciptakan manusia dan menjadikannya dalam bentuk
yang sebaik-baiknya, memberikan kepadanya harta benda, anak-anak, dan rezeki
tanpa adanya keutamaan di pihak manusia, Dia tentu lebih berhak untuk dipuji dengan
puji-pujian yang baik. Allah SWT berfirman: "Maka bertasbihlah dengan
meuji Tuhanmu, dan jadilah kamu diantara orang-orang yang bersujud
(shalat)."(QS. 15:98).
"Dan katakanlah :'Segala puji bagi Allah yang tidak mempunyai
anak.'"(QS 17:111) "...dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu sebelum
terbit matahari dan sebelum terbenamnya." (QS 20:130) "Katakanlah:'Segala
puji bagi Allah', tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui."(QS 31:25)
"Dan bertawakalah kepada Allah Yang Hidup (Kekal) Yang tidak mati, dan
bertasbihlah dengan memuji-Nya."(Qs 25:58)
Allah SWT telah menyifati orang-orang Mukmin dengan firman-Nya: "Mereka
itu adalah orang-orang yang bertobat, yang beribadah, yang memuji (Allah), yang
melawat, yang ruku' dan yang sujud, yang menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah
berbuat munkar, dan yang memelihara hukum-hukum Allah. Dan gembirakanlah
orang-orang Mukmin itu."(QS 9:112). Mahabenarlah Allah yang Maha Agung.
Rasulullah SAW telah memerintahkan kepada kita agar memuji Allah,
bersyukur kepada-Nya, serta memuji-muji-Nya setiap saat. Diriwayatkan dari
Abdullah bin Zubair r.a. bahwa Rasulullah SAW mengucapkan pada setiap kali
selesai shalat, sesudah malam: [arab] "La
ilaha illa Allah wahdahu la syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wahuwa'ala
kulli syai'in qadir. La hawla wala quwwata illa billah. La ilaha illa Allah
wala na'budu illa iyyah, lahunni'matu walahul fadhlu walahuts-tsna'ul hasanu,
La ilaha illa Allah mukhlishina lahuddin walau karihal kafirun"
Artinya: "Tiada Tuhan selain Allah, yang Esa, tiada sekutu bagi-Nya.
Bagi-Nya kerajaan, dan bagi-Nya segala puji, dan Dia Mahakuasa atas segala
sesuatu. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah. Tidak ada Tuhan
selain Allah, dan kami tidak menyembah kecuali kepada-Nya. Bagi-Nya segala
nikmat dan bagi-Nya keutamaan, dan bagi-Nya pujian yang terbaik. Tidak ada
Tuhan selain Allah, dengan mengikhlaskan agama bagi-Nya sekalipun orang-orang
kafir benci".
Berkata Ibnu Zubair:"Rasulullah SAW bertahlil dengan
kalimat-kalimat diatas pada setiap selesai shalat fardhu." (HR. Muslim).
Diriwayatkan dari Salamah bin Al-Akwa' r.a. ""Aku tidak pernah
mendengar Rasulullah SAW mengawali doa kecuali dengan kata-kata: [arab] "Subhana rabbiyal a'la al'aliyyul
wahhab " Artinya: "Mahasuci Tuhanku yang Mahatinggi, Maha
Pemberi". (HR. Ibnu Abi Syaibah).
Diriwayatkan dari Fadhalah bin 'Ubaid r.a. :"Rasulullah SAW
mendengar seorang laki-laki berdoa dalam shalatnya tanpa mengagungkan Allah SWT
dan tanpa bershalawat kepada Nabi SAW. Maka berkatalah Rasulullah SAW:"
Orang ini terlalu tergesa-gesa". Kemudian beliau memanggil laki-laki itu
dan berkata kepadanya, atau kepada orang lainnya:'Jika salah seorang diantaramu berdoa, hendaklah ia memulainya dengan
memuji Tuhannya Yang Mahasuci, kemudian bershalawat kepada Nabi, setelah itu
silahkan dia berdoa apa saja yang dikehendakinya." (Hadis diriwayatkan
oleh Abu Dawud dan Tirmidzi, dan dia berkata:"hadis ini hasan
sahih.").
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. , dari Rasulullah SAW:"Setiap perkara penting yang tidak
dimulai dengan Hamdalah, akan terputus." (hadis hasan riwayat Abu
Dawud dan lainnya).
Diriwayatkan dari Anas r.a.:"Rasulullah
SAW telah bersabda:'Sesunguhnya Allah meridhai hamba-Nya yang memakan makanan
kemudian memuji-Nya karena-Nya, atau meminum minuman dan memuji-Nya
karenanya.'"(HR. Muslim)
Diriwayatkan dari Aisyah r.a.:" Pada suatu malam aku
kehilangan Nabi SAW , lalu aku meraba-raba dan kutemukan beliau sedang ruku',
atau sujud, sambil mengucapkan: [arab] "Subhanaka
wa bihamdika la ilaha illa anta " Artinya: "Mahasuci Engkau, dan
dengan segala puji-Mu. Tiada Tuhan selain Engkau".
Dan dalam sebuah riwayat disebutkan: " Maka tanganku menyentuh
bagian bawah telapak kaki beliau yang tegak, sedang beliau mengucapkan: [arab] "Allahumma inni a'udzu bi-ridhaka min
sakhatikha wa bimu'afatika min 'uqubatika, wa a'udzu bika minka, La uhshi
tsana'an 'alaika, anta kama atsnaita 'ala nafsika". Artinya: "Ya
Allah, aku berlindung kepada-Mu dengan keridhaan-Mu dari kemurkaan-Mu, dan
dengan maaf-Mu dari hukuman-Mu, dan aku berlindung kepada-Mu dari-Mu. Aku tak
bisa menghitung pujian bagi-Mu. Engkau adalah sebagaimana Engkau memuji
diri-Mu". (HR. Muslim).
Istighfar (Mohon Ampunan)
Diantara adab berdoa berdoa adalah, hendaknya orang yang berdoa itu
memohon ampun atas dosa-dosa yang telah dilakukannya baik yang disengaja maupun
yang tidak disengaja, baik yang diketahui maupun yang tidak diketahuinya, baik
yang diingatnya maupun yang dilupakannya, sebab bagi Allah SWT, segala sesuatu
itu tersimpan di sisi-Nya di dalam Kitab yang tersimpan hingga Hari Pembalasan,
dan Dia mengetahui apa yang ada di Langit dan apa yang ada di Bumi, dan apa
yang ada diantara keduanya. Dia juga mengetahu apa yang kita rahasiakan dari
urusan kita, dan apa yang kita nyatakan.
Dia mengetahui apa yang rahasia dan
tersembunyi, dan setiap jiwa mengetahui apa yang disembunyikanya, dan Dia-lah
yang akan memperlihatkan kepada jiwa-jiwa kita, akal kita, serta apa yang kita
kira tersembunyi, karena disisi-Nya hal itu diketahui. Allah SWT berfirman: "Sesungguhnya
bagi Allah tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi di Bumi, dan tidak (pula) di
Langit."(QS 3:5). "Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam
hatimu atau kamu menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat perhitungan
dengan kamu tentang perbuatanmu itu."(QS 2:284). "Dia mengetahui
pandangan mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati."(QS
40:19). Memohon ampun disertai dengan tobat yang benar dan niat yang ikhlas
demi Allah SWT akan menyucikan jiwa dan membersihkannya dari dosa-dosa. Allah
SWT telah memerintahkan kepada kita untuk beristighfar dengan firman-Nya:
"Kemudian bertolaklah kamu dari tempat bertolaknya orang banyak, dan
mohonlah ampun kepada Allah."(QS 2:199). "Dan hendaklah kamu meminta
ampun kepada Tuhanmu dan bertobat kepada-Nya, (Jika kamu mengerjakan yang
demikian, niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus-menerus) ."(QS
11:3). "Dan Mohonlah ampun kepada Allah sesungguhnya Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang."(QS 73:20).
Pentingnya Do'a
Allah
Maha Mendengar, Maha Mengetahui, lagi Maha Kuasa untuk melakukan apa saja. Akan
tetapi, Allah memberikan keleluasaan kepada manusia untuk mengajukan permohonan
, keinginan, dan harapan-harapannya kepada_Nya. Walaupun manusia tidak
memanjatkan doa kepada-Nya, namun Allah tetap akan memberikan kepada manusia
apa yang sudah menjadi bagiannya. Allah tidak membiarkan manusia berada dalam
kebingungan dan kecemasan pada saat menghadapi permasalahan hidupnya di dunia
ini. Manusia membutuhkan kesadaran , tempat ia mengadukan nasib; membutuhkan
pijakan, tempat ia menyatakan keluh kesahnya, yaitu kepada pemegang kekuasaan
yang tak terkalahkan keperkasaan-Nya, yang mengatur hidup dan kehidupan manusia
dan segenap mahluk yang ada di alam ini.
Allah
memang tidak memerlukan pemberitahuan dari manusia apa yang menjadi kebutuhan
dan harapannya dalam kehidupan di dunia ini, sebab Allah Maha Mengetahui dan
Maha Mendengar apa yang terjadi di seluruh jagad raya ini. Akan tetapi, mengapa
Allah memberikan tuntunan kepada manusia untuk berdoa; dan apa pentingnya doa
ini bagi kehidupan manusia dan kesehatan mental serta jasmaninya? Apakah kalau
manusia tidak mau berdoa kepada Allah saat berada dalam kesulitan, penderitaan,
malapetaka, atau kesenangan, maka Allah akan merasa rugi dan sedih? Jawabnya,
sama sekali tidak. Keagungan dan kemuliaan Allah tidak akan bertambah karena
manusia memuliakan dan mengagungkan-Nya dengan permohonan dan doa kepada-Nya.
Jadi, pentingnya doa ini sebenarnya adalah untuk diri manusia dan kehidupannya
sendiri, baik jasmani, rohani, maupun intelektualnya.
Apakah
sebenarnya keuntungan yang diperoleh manusia dengan memanjatkan doa, mengharapkan
pertolongan dan rahmat dari Allah? Pentingnya manusia memanjatnya doa bagi
kehidupan adalah :
·
Manusia
sangat memerlukan sandaran yang dapat memberikan kekuatan kepada dirinya pada
saat dia lemah, ketika segala kekuatan di luar dirinya tidak mampu lagi
menopang dan menunjang dirinya. Pada saat semacam ini tiada jalan bagi manusia
untuk dapat menentramkan diri , menenangkan hati, dan menjernihkan pikirannya,
selain hanya mengadukan nasib dan keadaaannya kepada Yang Mahamutlak mengatur
dan menentukan jalan hidupnya. Jalan untuk mendekatkan diri kepada Yang
Mahamutlak ini adalah melalui mediu doa. Jadi, doa berfungsi sebgaai sarana
pengaduan manusia yang tengah tercekam oleh kemelut, kesusahan, dan
penderitaan. Disini yang mempunyai kepentingan adalah manusia , bukan Allah.
(Bagaimana dengan kebahagiaan, kegembiraan dan keadaan yang tentram?)
·
Doa
tidak semata-mata dimaksudkan untuk memohon pertolongan kepada Allah untuk
melepaskan diri dari kesulitan dan penderitaan. Doa juga dimaksudkan sebagai
sarana memohon kepada Allah untuk meningkatkan kualitas diri dan kemampuannya,
sehingga dapat melakukan segala tugas yang dipikulnya dengan baik dan menggembirakan
dirinya. Untuk mencapai maksud semacam ini, manusia tidak mampu bersandar pada
kekuatan dirinya atau bantuan sesama manusia, sebab rintangan yang dihadapinya
ternyata jauh lebih besar daripada kekuatan yang dimiliki dirinya dan manusia
lainnya. Dalam keadaan semacam ini manusia menyandarkan segalanya kepada rahmat
dan pertolongan Allah. Bagaimana cara manusia menyandarkan hal ini kepada
Allah? Caranya antara lain dengan berdoa. Disini doa bukanlah merupakan
kepentingan Allah, melainkan merupakan kepentingan manusia itu sendiri agar
dirinya memeproleh kemampuan dalam mengatasi problem dan meningkatkan
kemampuannya untuk menyelesaikan problem yang dihadapinya.
·
Doa
mutlak diperlukan oleh manusia , karena manusia tidak tahu apa yang akan
terjadi pada dirinya sekarang dan akan datang, padahal manusia selalu
menginginkan keberhasilan dalam mencapai apa yang diinginkannya, sekarang dan
akan datang. Untuk menagkal hal-hal yang tidak baik atau merugikan dirinya saat
ini atau nanti, ia memerlukan adanya kekuasaan dan kekuatan di luar dirinya
untuk menyelesaikan maslaah-masalah itu. Siapakah yang diharapkan dapat
membantunya untuk menyelesaikan masalah semacam itu? Dan bagaimana cara
pertolonga itu bisa didapat oleh dirinya?
·
Dalam
hal ini Allah memberikan petunjuk agar manusia memanjatkan doa kepada-Nya.
Dengan doa inilah Allah memberikan jalan dan pertolongan kepadanya dengan cara
yang sama sekali tidak diketahui sebelumnya dan dari arah yang sama sekali
tidak terduga oleh yang bersangkutan. Hal ini membuktikan bahwa doa itu
merupakan sarana yang menjadi kepentingan manusia sendiri dan bukan menjadi
kepentingan Allah.
Dengan uraian diatas menjadi jelaslah betapa doa itu sangat penting
, bahkan mutlak penting bagi manusia dalam kehidupan sehari-harinya di dunia ini.
Rasulullah SAW telah mengajarkan doa-doa untuk setiap masalah yang dihadapi
manusia dalam bidang apa pun, sehingga terserah kepada yang berkepentingan
untuk mempergunakannya atau tidak. Allah telah memberikan peluang kepada
manusia untuk mengeluh dan mengadukan nasibnya kepada-Nya melalui sarana doa.
Jadi doa antara lain dimaksudkan agar manusia semakin mendekatkan
diri kepada Allah dan mengenal-Nya sehingga tidak menjadi mahluk yang mengalami
kebingungan, kekacauan, penuh kegelisahan, dan tekana batin yang tak kunjung
dapat diselesaikan. Doa yang kita panjatkan kepada Allah insya Allah akan
menghilangkan semua bentuk kekacauan batin, pikiran, dan perasaan kita pada
saat kit atidak lagi dapat mencari jalan mengatasinya. Pada sat itulah jiwa
kita hanya bisa menyandarkan diri kepada Allah, Tuhan Yang Maha Mendengar, Maha
Mengetahui, Maha Menguasai, dan Maha Menentukan jalan kehidupan mahluk-Nya.
Dengan menyadari pentingnya doa sebagaimana diuraikan sebagiannya
di atas, mudah-mudahan kita menjadi sadar akan pentingnya doa bagi setiap orang
sehingga kita tidak merasa berat dan malas untuk berdoa kapan saja dan dimana
saja denga hati ikhlas.