KEUTAMAAN BERDZIKIR
Keutamaan Berdzikir |
Memohon ampunan dengan penuh harap disertai keimanan yang benar, ikhlas, dan
tulus. Dan hendaknya bagi siapa saja yang berdzikir dan berdo'a agar selalu
berusaha menghadirkan hatinya untuk mengingat keagungan dankekuasan Allah Azza
wa Jalla, sehingga hanya dia yang berhak diibadahi.-
Banyak sekali ayat-ayat Al Qur'an dan hadits-hadits Nabi Shalallahu 'Alaihi Wa sallam yang mengungkapkan berbagai keutamaan dzikir dan doa, kami nukilkan beberapa disini dari kitab Al Adzkar karya Imam Nawawi Rahimahullah.-
Banyak sekali ayat-ayat Al Qur'an dan hadits-hadits Nabi Shalallahu 'Alaihi Wa sallam yang mengungkapkan berbagai keutamaan dzikir dan doa, kami nukilkan beberapa disini dari kitab Al Adzkar karya Imam Nawawi Rahimahullah.-
Dalil-dalil Tentang Keutamaan Dzikir
Dalil-dalil Tentang Keutamaan Dzikir |
1. Al-Qur'an
Dalil-dalil Tentang Keutamaan Dzikir Al-Qur'an |
Allah Ta'ala berfirman (artinya) :
"Dan sesungguhnya dzikir pada
Allah itu lebih besar.”
-(QS. Al Ankabut: 45)-
Artinya, dzikir hamba kepada Allah itu lebih besar dari segala sesuatu dan
lebih utama dari ibadah selainnya.-
"Karena itu ingatlah kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu.”
-(QS.
Al Baqarah: 152)-
"Mereka para Malaikat senantiasa bertasbih pada malam dan siang hari,
tanpa merasa lelah maupun bosan.”
-(QS. Al Anbiya': 20)-
Dalil-dalil Tentang Keutamaan Dzikir Hadits Nabi |
Sedang dalam hadits Nabi Shalallahu 'Alaihi Wa sallam disebutkan dari Abu Hurairah Radhiallahu 'anhu berkata, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa sallam bersabda:-
"Ada dua kalimat yang sangat ringan diucapkan oleh lisan, sangat
disukai oleh Ar Rahman (Allah) dan sangat berat dalam timbangannya, yaitu:
"Subhanallah wa bihamdih, subhanallahil azhiim"
(Maha Suci Allah Yang
Maha Agung)."
-(HR. Bukhari dan Muslim)-
Dan dari Samurah bin Jundub Radhiallahu 'anhu berkata, Rasulullah Shalallahu
'Alaihi Wa sallam bersabda (artinya) :-
"Ucapan-ucapan yang paling disukai Allah ada empat: "Subhanallah
walhamdulillah walaa ilaaha illallah wallahu akbar". Tidak menjadi masalah
dengan ucapan yang mana kamu memulainya."
-(HR. Muslim)-
Membiasakan Mengucap Dzikir
Dari dua hadits diatas, nampak jelas bagi kita bahwa meskipun bacaan dzikir-dzikir tersebut terasa ringan dibaca, namun disisi Allah ternyata amat berat timbangan pahalanya. Sehingga amat dianjurkan bagi kita untuk membiasakan diri mengucapkan dzikir, seperti tasbih, tahmid, tahlil, takbir, doa, dan istighfar pada setiap waktu, terutama pada pagi dan petang serta setelah shalat fardhu. Karena Nabi sendiri tidak pernah kering lidahnya untuk berdzikir kepada Allah. Aisyah Radhiallahu'anha menyebutkan:-
Membiasakan Mengucap Dzikir |
Dari dua hadits diatas, nampak jelas bagi kita bahwa meskipun bacaan dzikir-dzikir tersebut terasa ringan dibaca, namun disisi Allah ternyata amat berat timbangan pahalanya. Sehingga amat dianjurkan bagi kita untuk membiasakan diri mengucapkan dzikir, seperti tasbih, tahmid, tahlil, takbir, doa, dan istighfar pada setiap waktu, terutama pada pagi dan petang serta setelah shalat fardhu. Karena Nabi sendiri tidak pernah kering lidahnya untuk berdzikir kepada Allah. Aisyah Radhiallahu'anha menyebutkan:-
“Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa sallam
selalu berdzikir kepada Alah setiap saat."
-(HR. Muslim)-
Dari Abu Malik Al Asy'ary
Rahiallahu ‘anhu berkata, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda
(artinya) :-
"Menjaga kesucian (wudhu) itu separuh dari (pahala) iman, Alhamdulillah
itu (pahalanya) memenuhi timbangan, dan Subhanallah wal hamdulillah keduanya
bias memenuhi apa-apa yang ada diantara langit dan bumi." -(HR.
Muslim)-
Hadits ini menunjukkan betapa besar pahala serta keutamaan dzikir diatas,
meskipun terasa ringan untuk diucapkan. Diriwayatkan dalam shahih Bukhari dan
Muslim, dari Abu Ayub Al Anshari Radhiallahu 'anhu, dari Nabi Shalallahu 'Alihi
Wa sallam bersabda (artinya) :-
"Barangsiapa mengucapkan 'Laa ilaaha ilallah wahdahu laa syariikalah
lahul mulku walahul hamdu wahuwa 'ala kulli syai'in qadir' (Tiada Ilah yang
berhak disembah kecuali Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya, Milik-Nya semua
kerajaan dan segala pujian dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu) sebanyak 10
kali. Maka dia seolah-olah telah membebaskan empat budak dari anak (keturunan)
Ismail alaihis salam."-
"Seorang Arab Badui (A'rabi) dating kepada Rasulullah
Shalallahu 'Alaihi Wa sallam seraya berkata: "Ajarilah aku ucapan yang
akan selalu akan kuucapkan",
Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa sallam
menjawab: "Katakanlah: "La ilaha illallah wahdahu laa syariika lahu,
Allahu Akbar Kabira, wal hamdulillahi katsira, wa subhanallahi rabbil 'alamin,
laa haula walaa quwwata illa billah al-aziz al-hakim.
(tiada Ilah yang benar
untuk disembah kecuali Allah saja, tiada sekutu bagi-Nya, Al1lah Maha Besar
dengan kebesaran-Nya, Segala puji bagi Allah dengan sebanyak-banyak pujian .
Maha Suci Allah, Penguasa semesta alam. Tiada daya dan kekuatan kecuali dari
Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana).
Lalu orang itu berkata: "Itu
semua ditujukan kepada Tuhanku, mana yang ditujukan umtuk diriku?" Beliau
menjawab: "Katakanlah: "Allahummaghfirli warhamni wahdini warzuqni
(Ya Allah ampunilah aku, berilah aku rahmat, berilah aku petunjuk, dan beri aku
rizki)."
-(HR. Muslim)-
Hadits ini juga menjadi dalil bagi disunnahkannya tawassul (menjadikan
perantara) dalam berdoa kepada Allah dengan dzikir-dzikir yang masyru'
(disyariatkan) seperti diatas. Banyak sudah nash-nash yang menyebutkan
tentang keutamaan orang yang suka berdzikir. Bahkan dikatakan oleh Nabi
Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam bahwa mereka itu merupakan orang-orang yang
istimewa. Beliau bersabda:-
"Telah mendahului orang-orang yang istimewa." Para shahabat
bertanya: "Siapakah orang yang istimewa itu wahai rasulullah?" Beliau
menjawab: "Orang-orang istimewa adalah laki-laki dan perempuan yang selalu
berdzikir kepada Allah."
-(HR. Muslim)-
Sehingga wajar saja apabila Nabi Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam menyatakan bahwa:-
"Perumpamaan orang yang suka berdzikir kepada Tuhannya (Allah) dengan
yang tidak berdzikir, seperti orang yang hidup dengan orang yang mati."
(Yakni "mati" hatinya. -red)
-(HR. Bukhari)-
-Wallahu a'lam.-