Wednesday, September 30, 2015

Haji Agus Salim [Politikus dan Pemikir]

Haji Agus Salim [Politikus dan Pemikir]

Haji Agus Salim [Politikus dan Pemikir]

A.     Profil Haji Agus Salim [Politikus dan Pemikir]

Haji Agus Salim [Politikus dan Pemikir]

Haji Agus Salim merupakan seorang politikus berkaliber internasional. Selain itu, ia juga dikenal sebagai orator, pengarang dan diplomat ulung yang berjasa besar bagi perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Agus Salim dilahirkan di kota Gadang, Sumatra Barat, pada tanggal 8 oktober 1884.

B.     Pendidikan Haji Agus Salim [Politikus dan Pemikir]

Haji Agus Salim [Politikus dan Pemikir]

Ia lebih banyak belajar secara otodidak, disamping menempuh pendidikan di HBS (Hogere Burger School) dan tamat pada tahun 1903. Setelah banyak belajar secara otodidak tersebut ia berkerja di Konsulat Belanda di Jeddah. Ia tidak hanya berkerja, namun juga memperdalam pengetahuannya mengenai keislaman dan seluk-beluk diplomasi internasional.

C.     Pengalaman Haji Agus Salim [Politikus dan Pemikir]

Haji Agus Salim [Politikus dan Pemikir]

Setelah kembali ketanah air, ia langsung bergabung dengan Sarekat islam (SI). Sejak tahun 1945, ia aktif di bidang diplomasi. Saat Yogyakarta diduduki oleh Blanda, pada tanggal 19 Desembar 1948, Agus Salim ditangkap bersama Soekarno dan diasingkan di Brastagi, kemudian Prapat dan akhirnya di Bangka. Setelah pengakuan kedaulatan republik Indonesia (RI) pada tahun 1949, Agus Salim aktif di bidang pendidikan, meski pun kala itu ia masih bertugas sebagai penasehat pemerintah. Agus Salim wafat pada tanggal 4 November 1954.

Agus Salim adalah seorang politikus ulung. Ia bergabung dengan Sarekat Islam (SI) dalam waktu singkat ia sudah menjadi tangan kanan HOS Tjokroaminoto dalam memimpin Sarekat Islam (SI). Sepeninggal Tjokroaminoto, Agus Salim menggantikan kedudukannya sebagai ketua. Sejak tahun 1930, Sarekat Islam (SI) berganti nama menjadi Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII). Tahun 1936, karena pertentangan paham dalam Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII), ia mendirikan barisan Penyadar Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII) yang kemudian hari menjadi Partai penyadar. Setelah kemerdekaan Indonesia tahun 1945, ia melanjutkan kegiatan politiknya dan bergabung dengan Partai Masyumi.

Karena keahliannya dalam bidang politik itulah, maka tak mengherankan jika pada masa pemerintahan Hindia Belanda, ia pernah menjadi anggota Volksraad (Dewan Rakyat). Pada masa pendudukan jepang, ia duduk sebagai anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Sesudah Indonesia medeka, tepatnya pada masa Kabinet Syahril II dan III, ia diangkat menjadi Mentri MudaLuar Negri. Lalu karir itu meningkat pada masa Kabinet Amir Syarifuddin dan Kabinet Hatta dengan menjadi Mentri Luar Negri.

Selain selalu bergerak dalam berpolitikkan baik pada masa penjajahan maupun pada masa kemerdekaan, Agus Salim juga merupakan seorang pemikir besar Inndonesia. Ia melontarkan banyak gagasan dalam berbagai kesempatan. Ia juga sangat produktif menuangkan buah pemikirannya. Pada tahun 1953, ia memberikan kuliah mengenai kebudayaan Islam dan gerakan nasional, selaku lektor tamu di Universitas Cornell, AS. Pada tahun 1954, ia menerima jabatan sebagai guru besar pada Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri di Yogyakarta, tetapi ia wafat sebelum memulai tugasnya.