Thursday, December 25, 2014

Kumpulan Humor Abu Nawas 13: Menipu Tuhan

Kumpulan Humor Abu Nawas 13: Menipu Tuhan

Kumpulan Humor Abu Nawas 13 - Menipu Tuhan
Kumpulan Humor Abu Nawas 13 - Menipu Tuhan

Kumpulan Humor Abu Nawas 13 menceritakan kisah cerita atau story sang si cerdik segudang ide-ide yang di milikinya siapa lagi kalau bukan si sufy Abu Nawas, ada pun tema kisah cerita ini tentang  Menipu Tuhan, di saat "Abu Nawas" sebenarnya adalah seorang ulama yang alim. Tak begitu mengherankan jika "Abu Nawas" mempunyai murid yang tidak sedikit.


Diantara sekian banyak muridnya, ada satu orang yang hampir selalu menanyakan mengapa "Abu Nawas" mengatakan begini dan begitu. Suatu ketika ada tiga orang tamu bertanya kepada "Abu Nawas" dengan pertanyaan yang sama. Orang pertama mulai bertanya, “Manakah yang lebih utama, orang yang mengerjakan dosa-dosa besar atau orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil?....”

“Orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil.” jawab "Abu Nawas".

“Mengapa?...” kata orang pertama.

“Sebab lebih mudah diampuni oleh Tuhan.” kata "Abu Nawas".

Orang pertama puas karena ia memang yakin begitu.

Orang kedua bertanya dengan pertanyaan yang sama. -“Manakah yang lebih utama, orang yang mengerjakan dosa-dosa besar atau orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil?...”

“Orang yang tidak mengerjakan keduanya.” jawab "Abu Nawas".

“Mengapa?...” kata orang kedua.

“Dengan tidak mengerjakan keduanya, tentu tidak memerlukan pengampunan dari Tuhan.” kata "Abu Nawas". Orang kedua langsung bisa mencerna jawaban "Abu Nawas".

Orang ketiga juga bertanya dengan pertanyaan yang sama. “Manakah yang iebih utama, orang yang mengerjakan dosa-dosa besar atau orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil?...”

“Orang yang mengerjakan dosa-dosa besar.” jawab "Abu Nawas".

“Mengapa?...” kata orang ketiga.

“Sebab pengampunan Allah kepada hambaNya sebanding dengan besarnya dosa hamba itu.” jawab "Abu Nawas". Orang ketiga menerima aiasan Abu Nawas.

Kemudian ketiga orang itu pulang dengan perasaan puas. Karena belum mengerti seorang murid "Abu Nawas" bertanya. “Mengapa dengan pertanyaan yang sama bisa menghasilkan jawaban yang berbeda?...”

“Manusia dibagi tiga tingkatan. Tingkatan mata, tingkatan otak dan tingkatan hati.”

“Apakah tingkatan mata itu?...” tanya murid "Abu Nawas". “Anak kecil yang melihat bintang di langit. la mengatakan bintang itu kecil karena ia hanya menggunakan mata.” jawab "Abu Nawas" mengandaikan.

“Apakah tingkatan otak itu?...” tanya murid "Abu Nawas". “Orang pandai yang melihat bintang di langit. la mengatakan bintang itu besar karena ia berpengetahuan.” jawab "Abu Nawas".

“Lalu apakah tingkatan hati itu?...” tanya murid "Abu Nawas".

“Orang pandai dan mengerti yang melihat bintang di langit. la tetap mengatakan bintang itu kecil walaupun ia tahu bintang itu besar. Karena bagi orang yang mengerti tidak ada sesuatu apapun yang besar jika dibandingkan dengan Ke Maha-Besaran Allah.”

Kini murid "Abu Nawas" mulai mengerti mengapa pertanyaan yang sama bisa menghasilkan jawaban yang berbeda. la bertanya lagi.

“Wahai guru, mungkinkah manusia bisa menipu Tuhan?...”

“Mungkin.” jawab "Abu Nawas".

“Bagaimana caranya?” tanya murid "Abu Nawas" ingin tahu.

“Dengan merayuNya melalui pujian dan doa.” kata "Abu Nawas"

“Ajarkanlah doa itu padaku wahai guru.” pinta murid "Abu Nawas"

“Doa itu adalah -: llahi lastu lil firdausi ahla, wala aqwa’alan naril jahimi, fahabli taubatan waghfir dzunubi, fa innaka ghafiruz dzanbil ‘adhimi.


Sedangkan arti doa itu adalah : Wahai Tuhanku, aku ini tidak pantas menjadi penghuni surga, tetapi aku tidak akan kuat terhadap panasnya api neraka. Oleh sebab itu terimalah tobat aku serta ampunilah dosa-dosaku. Karena sesungguhnya Engkaulah Dzat yang mengampuni dosa-dosa besar.