Wednesday, September 30, 2015

Allah Selalu Hadir

Allah Selalu Hadir

Allah Selalu Hadir
Allah berfirman: “Kami (Allah) lebih dekat kepada manusia dari pada urat lehernya sendiri.” (QS. Qaaf:16). Di lain ayat Allah juga berfirman: “Dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.” (QS. Al-Anfal 24).

Pengertian takwa yang sering didengar adalah kesadaran dalam hidup bahwa Allah selalu hadir dalam kehidupan makhluk-makluknya. Dimanapun  dan kapanpun makhluk-makluknya berada, sebagai makhluk ciptaan-Nya harus selalu sadar bahwa Allah Maha Mengetahui apa yang telah makhluk-makluknya kerjakan. Untuk itulah makhluk tersebut harus mengetahui dan memahami bahwa Allah tidak pernah mengenal ruang dan waktu. Kalu seandainya makhluk-makluk itu, mencermati dan menghayati ayat diatas tersebut, yang mengungkapkan atas  dekat-Nya makhluk-makluk dengan sang Khaliq. Allah berada diantara dan di dalam hati makhluk-makluknya. Tidak bisa dipungkiri lagi makhluk-makluknya tidak akan bisa lari dari Allah.

Nah, kesadaran itulah yang akan membuat orang bertakwa kepada Allah. Karena esensinya, takwa itu adalah harus selalu menghadirkan Allah dalam seluruh sendi kehidupan siapa pun. Selalu berbuat hanya untuk mencari keridhoan Allah yang telah menciptakan dan memelihara serta melindung makhluk-makluknya. Selalu meyakini bahwa Allah selalu berada dimanapun dan kapanpun. Maka tidak akan pernah terdetik dalam hati sanubari makhluk-makluknya rasa takut kepada siapapun kecuali kepada Allah. Dengan kesadaran itulah bahwa makhluk-makluknya tidak pernah merasa kesendirian. Selalu mempunyai tempat bersandar. “Cukuplah Allah bagi kita dan Dia adalah sebaik-baik tempat bersandar.” (QS. Ali Imran 173)


Oleh karena itu orang yang bertakwa akan menjadi berani dalam mengarungi hidup di dunia ini. Berbekal takwa itulah ia akan mempunyai sikap tawakkal hanya kepada Allah semata. Dengan keduanya makhluk-makluknya akan berani untuk menghadapi persaingan hidup yang semakin keras tanpa melepaskan keagamaan yang dijalani.