Thursday, December 25, 2014

Kumpulan Humor Abu Nawas 16: Taruhan yang Berbahaya

Kumpulan Humor Abu Nawas 16: Taruhan yang Berbahaya 

Kumpulan Humor Abu Nawas 16 - Taruhan yang Berbahaya
Kumpulan Humor Abu Nawas 16 - Taruhan yang Berbahaya 

Kumpulan Humor Abu Nawas 16 menceritakan kisah cerita atau story sang si cerdik segudang ide-ide yang di milikinya siapa lagi kalau bukan si sufy Abu Nawas, ada pun tema kisah cerita ini tentang  Taruhan yang Berbahaya, di saat suatu hari Abu Nawas pergi ke warung teh, kawan-kawanya sudah berada di situ. 


Mereka memang sengaja menunggu Abu Nawas. "nah, ini Abu Nawas datang." kata salah seorang dari mereka. "Hei... Abu Nawas, kami tahu engkau selalu bisa melepaskan diri dari perangkap-perangkap yang dirancang Baginda Raja Harun Al Rasyid. Tetapi kami yakin kali ini engkau pasti dihukum Baginda Raja bila engkau berani melakukannya." tantang kawan Abu Nawas. 

"apa yang harus kutakutkan. Tidak ada sesuatu apapun yang perlu ditakuti kecuali kepada Allah SWT." kata Abu Nawas. "selama ini belum pernah ada seorang pun di negri ini yang berani memantati Baginda Raja Harun Al Rasyid. Bukankah begitu hai Abu Nawas?..." tanya kawan Abu Nawas. 

"Tentu saja tidak ada yang berani melakukan hal itu karena itu adalah pelecehan yang amat berat hukumannya pasti dipancung." Abu Nawas meberitahu. "itulah yang ingin kami ketahui darimu. Berani kah engkau melakukannya?" "sudah kukatakan bahwa aku hanya takut kepada Allah SWT saja. Sekarang apa taruhan nya bila aku bersedia melakukannya?..." Abu Nawas bertanya. 

"Seratus keping uang emas. Disamping itu Baginda harus tertawa tatkala engkau pantati." kata mereka. Abu Nawas pulang ketika menyanggupi tawaran yang berbahaya itu. Kawan-kawan Abu Nawas tidak yakin Abu Nawas sanggup membuat Baginda Raja tertawa apalagi ketika dipantati. Kayaknya kali ini Abu Nawas harus berhadapan dengan algojo pemenggal kepala. 

Minggu depan Baginda Raja mengadakan jamuan kenegaraan. Para menteri, pegawai istana dan orang-orang terdekat Baginda diundang termasuk Abu Nawas. Ketika hari yang dijanjikan tiba, semua tamu sudah datang kecuali Abu Nawas. Kawan-kawannya yang menyaksikan dari jauh merasa kecewa karena Abu Nawas tidak hadir. Namun ternyata mereka keliru. 

Abu Nawas bukannya tidak datang tetapi terlambat sehingga Abu Nawas duduk di tempat yang tidak ada karpet nya. Karena merasa heran baginda bertanya. "mengapa engkau tidak duduk di atas karpet?..." "Paduka Yang mulia, hamba haturkan terima kasih atas perhatian Baginda. Hamba sudah merasa cukup bahagia duduk di sini." kata Abu Nawas. 

"Wahai Abu Nawas, majulah dan duduklah di atas karpet nanti pakaianmu kotor karena duduk diatas tanah." Baginda menyarankan. "ampun Tuanku, sebenarnya hamba ini sudah duduk di atas karpet." Baginda bingung mendengar pengakuan Abu Nawas. Karena Baginda melihat sendiri dia duduk di atas tanah. "karpet yang mana yang engkau maksudkan wahai Abu Nawas?..." tanya Baginda. 

"Karpet hamba sendiri Tuanku yang mulia. Sekarang hamba selalu membawa karpet ke manapun hamba pergi." kata Abu Nawas seolah-olah menyimpan misteri. "tetapi sejak tadi aku belum melihat karpet yang engkau bawa." kata Baginda Raja bertambah bingung. "baiklah Baginda yang mulia, kalau memang inign tahu maka dengan senang hati hamba akan menunjukan kepada Paduka yang mulia." kata Abu Nawas sambil meringsut ke depan. 

Setelah cukup dekat dengan Baginda, Abu Nawas berdiri kemudian menungging menunjukkan potongan karpet yang ditempelkan di bagian pantatnya. Abu Nawas kini seolah-olah memantati Baginda Raja. Melihat ada sepotong karpet menempel di pantat Abu Nawas. 

Baginda Raja tak bisa membendung tawa sehingga beliau terpingkal-pingkal diikuti oleh para undangan. Menyaksikan kejadian yang menggelikan itu kawan-kawan Abu Nawas merasa kagum. Mereka harus rela melepas seratus keping uang emas untuk Abu Nawas.